Bagi mereka yang suka motret, baik itu untuk hobi maupun kerja, biasanya punya kesan spesial dengan kamera pertamanya. Kamera pertama ini bukan selalu kamera yang dipegang pertama kali seumur hidup, tapi kamera pertama yang diulik dan sering dibawa ke mana-mana.

Buat saya, kamera “pertama” adalah Canon S5IS. Kamera ini bukan milik saya, tapi punya kakak saya. Dirilis tahun 2007, S5IS ini termasuk kamera tipe prosumer. Saya memakainya sekitar tahun 2007-2010. Saya sering banget bawa kamera ini meski body-nya gendut dan suka menuh-menuhin isi tas.

Menurut saya kamera ini enak banget dipakai, karena user friendly dengan fitur yang lengkap. S5IS ini dilengkapi viewfinder dengan optical zoom lens 12x. Lumayan ngebantu kalo buat foto konser dan saya dapat posisi lumayan jauh dari panggung. Motret dalam jarak dekat dengan memakai fitur makro juga bagus. Kemudian, LCD monitor-nya bisa diset menghadap ke objek jadi lumayan praktis kalau mau foto diri sendiri. Hasil rekaman suaranya saat mengambil video juga jernih.

Sayangnya, fisik S5IS yang lumayan gede bikin dia nggak masuk kategori kamera pocket. Jadi nggak mungkin menyelipkan kamera ini ke dalam clutch bag. Lalu tampilannya yang agak mengintimidasi ini juga membuat saya sering nggak dibolehkan membawanya masuk ke area konser karena dianggap kamera profesional. Sementara buat saya, penting tuh yang namanya kamera bisa dibawa dan praktis dipakai buat nonton konser musik.

Nah, meski usia kamera ini sudah 5 tahun dan saya sudah ada kamera lain. Tapi kamera yang satu ini masih dipakai dan kondisinya tetap bagus. Enaknya lagi, batere-nya masih tipe AA. Jadi kalau batere abis dan nggak sempat nge-charge, saya tinggal lari ke supermarket terdekat buat beli batere cadangan.

canon-sxis-3

canon-s5is-2

Oya, saya tadi sempat menyinggung tentang Canon S5IS yang masuk tipe prosumer. Jadi, kalau mau dibagi berdasarkan kebutuhan, kamera ada tiga tipe. Kamera consumer, prosumer dan profesional. Kamera tipe pertama itu biasanya bentuknya kecil dan kalo mau motret ya tinggal jepret aja. Ini jenis kamera yang biasanya dimiliki banyak orang karena harganya biasanya paling murah. Tipe kedua adalah prosumer (professional – consumer). Tipe ini punya spesifikasi lebih lengkap daripada tipe pertama. Jadi kita bisa memilih sesuai kebutuhan foto. Kalau mau praktis tinggal jepret aja bisa pakai fitur auto. Kalau mau bikin foto yang secara estetika juga baik, bisa pilih fitur manual. Beberapa kamera tipe ini juga sudah punya fitur video dengan kualitas HD (high definition). Jadi kelebihan kamera ini adalah bentuk fisik yang lebih praktis dari kamera profesional, tapi dengan fitur cukup mumpuni untuk menghasilkan gambar yang kualitas dan estetikanya bagus. Tipe ketiga adalah profesional. Mereka yang menggunakan kamera ini punya kebutuhan foto yang lebih advance dari tipe pertama dan kedua. Misalnya, butuh foto yang resolusinya tinggi hingga bisa dicetak dalam skala besar seperti billboard, atau butuh foto yang tingkat depth-nya tinggi jadi  bagian background dari objeknya terlihat blur. Makanya kamera jenis ini memungkinkan penggunanya untuk bebas mengatur setting seperti apa yang dibutuhkan.

Kalau kamu ingin hasil gambar yang jernih, secara estetika bagus, dan berniat mendalami teknis fotografi. Kamera jenis prosumer seperti ini pas banget, karena praktis tapi tetap memberi ruang untuk mengulik lebih dalam. Dari segi harga, biasanya kamera tipe ini masih di bawah kamera profesional. Apalagi kamera profesional perlu berbagai lensa, dan biasanya justru harga lensanya itu yang mahal.

Sekarang ini, saya menggunakan kamera pocket tipe prosumer. Begitu juga dengan Miranti. Tipe-nya pun mirip, padahal kami nggak janjian. And we’ll tell you more about our current cameras soon.

Bagaimana dengan kamu? Apa kamera pertamamu? :)

camera: Canon S5IS | camera strap: The Babybirds | model: my sis-in-law Muty

Suka menulis dan hobi menggambar rumah serta denahnya sejak kecil. Nike membuat Living Loving untuk mengembalikan dan mengembangkan kecintaannya akan menulis dan minatnya akan rumah, dekorasi dan desain. Mulai membuat website dan blog sendiri sejak 2000, mengkoleksi dan berbagi cerita selalu jadi bagian penting dalam hidupnya.

Comments

  • Vira

    waaahh kamera pertama saya tahun 1991, kamera saku yg udah lupaaa apaan, entah Kodak atau Fuji… tapi inget harganya Rp 100.000..dan masih pake rol film.. hahahaha

    • Nike Prima

      Wow masih inget, yah :D sebenarnya kamera yang pertama aku pegang itu pocket Nikon jaman tahun 80an tapi ya sepertinya lebih banyak jadi objek daripada yang motret. Hihihi. Pake kamera analog itu perlu kesabaran dan ketekunan ya, soalnya nggak bisa langsung liat hasilnya. :)

  • Andri Permana

    Kamera pertama saya sebuah pocket point and shoot hadiah dari KFC dibeliin ortu sebagai hadiah naik kelas. :))

    SLR pertama saya Nikon FM10, just like everybody else at that time.

  • titiw

    Kamera pertama yang aku punya (beli pake duit sendiri) itu Canon Powershot A480, kakak! Sekarang udah jadi hak milik mamah sejak aku punya samsung NX300.. :))

  • Alf.

    Kamera pertama yg beli sendiri adalah panasonic lumix yg anti air, kalo ga salah tipe FT2. Beli yg anti air karena doyan tiduran di pantai. hahaha.

    Lagi bimbang mau nyicip prosumer ato ngga nih :p

    • Nike Prima

      Panasonic Lumix itu okeh banget. Compact tapi hasil fotonya canggih. Sebenarnya perlu nggaknya beli prosumer sih tergantung kebutuhan aja. Apalagi sekarang banyak banget kamera yang ukurannya lumayan kecil tapi hasil fotonya oke banget. :D

  • L. Pingkan

    Kamera pertama aku ya ? Wah, udah agak lupa juga XP…
    Ya, yang aku inget kamera saku gitu, tapi masih pake rol film…
    Dulu mainin untuk mainan XP
    Tapi menurut aku sih kamera pertama aku Canon S5IS, sama dong …
    Soalnya dulu gak pernah jepret. Baru main jepret pas pake Canon S5IS XD…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: