BLOGGING SERIES PART ONE: SELF-HOSTED BLOG

Waktu merencanakan Living Loving di akhir 2012 lalu, saya dan Nike berdiskusi banyak soal visi kami untuk blog ini. Sedari awal kami memang memproyeksikan Living Loving sebagai blog “seriusan” yang kontennya berbeda dengan blog pribadi kami. Agar bisa mengatur blog sesuai keinginan kami dan bisa memanfaatkan plug-in untuk memaksimalkan blog, kami pun memilih self-hosted blog.

Terpikir untuk membuat self-hosted blog? Kami meminta tolong teman kami, Andri Permana yang membantu mengurus bagian IT di Living Loving untuk share sedikit soal self-hosted blog. Coba simak penjelasannya di bawah ini.

1. Apa kelebihan self-hosted blog dibanding free blogs?

Fitur yang disediakan self-hosted blog sudah pasti lebih variatif. Ambil contoh wordpress.com  (free) dan wordpress.org (self-hosted), banyak plugin (software/ aplikasi tambahan untuk web/ blog) dan theme (desain tampilan blog) yang bisa diaplikasikan dan di-customize kalau kita pakai versi .org.

Lalu blog versi gratis biasanya dibatasi jumlah resource yang bisa kita pakai. Hal ini akan mempengaruhi jumlah entry, jumlah foto yang bisa diupload, jumlah pengunjung blog, dsb.

Terakhir tentu saja biaya, free blog tak perlu membayar, sementara untuk self-hosted kita harus keluar biaya untuk mempersiapkan blog kita, termasuk biaya sewa tahunan dan maintenance. Perlu dicatat kalau platform gratis biasanya juga menawarkan opsi untuk memperbesar resourcenya dengan biaya tertentu yang biasanya lebih mahal dan lebih terbatas dibandingkan dengan kalau kita menggunakan self-hosted platform.

2. Berapa kisaran biaya yang diperlukan untuk membuat self-hosted blog ? Apa saja penjabarannya?

Mulai dari Rp. 500.000,- sampai tidak terbatas tergantung berapa banyak resource yang dibutuhkan, resource ini ditentukan oleh jumlah entry dan pengunjung. Domain biasanya sekitar Rp. 150.000,- kemudian hosting, dengan asumsi blog belum terlalu ramai dikunjungi dan jumlah entrynya belum terlalu banyak, hosting seharga Rp. 350.000,- per tahun sudah mencukupi.

3. Berapa besar sih kapasitas hosting yang diperlukan untuk membuat blog?

Self-hosted WordPress memakan space sebesar kurang-lebih 10 MB, ditambah theme dan konten untuk beberapa entry total jadi sekitar 30 MB. Beberapa penyedia jasa hosting menyediakan paket-paket yang bisa dipilih. Untuk awal, paket hosting dengan storage space sebesar 100 MB sudah lebih dari cukup.

essentials-creativeseries-blogging-1

4. Untuk di Indonesia, apa ada rekomendasi bagaimana memilih jasa penyedia layanan hosting yang terpercaya?

Pelajari dulu fitur dan resource yang ditawarkan, sesuaikan dengan kebutuhan dan budget. Pastikan kalau hosting tersebut menggunakan cPanel karena sangat user friendly dan banyak digunakan sehingga mudah mencari tutorialnya, juga pastikan terdapat Softaculous Installer untuk kemudahan memasang platform-platform blogging seperti WordPress dan maintenancenya (backup, ganti password, dsb,). Storage 100 MB dengan Bandwidth 10 GB per bulan cukup untuk memulai. Fitur seperti email dan backup biasanya mengikuti dan sudah menjadi standar dalam layanan hosting dengan cPanel.

Pastikan juga kalau letak data center mereka dekat dengan target pembaca, karena berkaitan dengan yang dinamakan routing jaringan internetnya. Misalnya kita di Indonesia, akan lebih baik memilih data center yang ada di Indonesia juga atau kalau mau koneksi ke Indonesia bagus dan data center tersebut punya routing yang bagus juga ke Eropa dan US, bisa pilih Singapura yang masih satu kawasan.

Kedua lihat berapa lama hosting ini beroperasi, banyak sekali hosting yg hanya satu atau dua bulan sudah gulung tikar. Reputasi juga bisa dipelajari, googling review dari customer yang sudah ada, lihat list client mereka kalau tersedia.

Terakhir, support, seberapa mudah hosting ini dihubungi? Apakah bisa melalui telepon atau hanya email/website? Apakah supportnya 24 jam? Karena biasanya blogger bekerja pada jam-jam diluar jam kantor, siapkah bila dihubungi disaat kita bekerja untuk blog kita nanti kalau ada masalah? Lihat juga Knowledge Base mereka, biasanya sebuah hosting yang bagus mempunyai Knowledge Base yang lengkap yang bisa dijadikan tuntunan kita dari awal setup sampai blog kita live.

5. Boleh share tentang step by step mendaftar hosting?

  • Pilih paket hosting sesuai kebutuhan dan budget kita, tanyakan daftar lengkap fitur-fitur yang ditawarkandalam setiap paket
  • Daftar dengan email yang aktif, karena nantinya semua detail mengenai hosting kita akan dikirim melalui email.
  • Siapkan nama domain yang valid, karena ini adalah hal pertama yang akan mereka tanyakan.
  • Selesaikan pembayaran, beberapa hosting menyediakan banyak opsi termasuk pembayaran instan dengan kartu kredit, ada juga yang menyediakan opsi transfer melalui bank lokal.
  • Email yang akan diterima akan berisi detail login ke cPanel kita.

Thank you Andri for sharing a bit about self-hosting. Tulisan ini adalah bagian pertama dari empat seri tentang blogging. Topik berikutnya adalah memilih domain, customize layout, dan content-mapping. Punya ide topik lain seputar blogging yang ingin dibahas? Actually, we’re thinking of making an offline blogging workshop too. What do you think?

 

ABOUT ANDRI PERMANA

Andri

An all-day freelance for creative based works specialized on identity and web design & development. His portfolio sites includes: livingloving.net, Kedai Hijau dan Gaza Mediterranean. Check out more of his work at andripermana.com.

Penyuka craft yang lebih senang dapat voucher toko buku dibanding voucher baju. Ibu satu putri yang akrab dipanggil Mamir ini selalu sibuk cari inspirasi dekor atau palet warna di internet sambil menyantap segala macam penganan yang ada di studio Living Loving. Kamu bisa menyapa Mamir di akun Instagram-nya (@mamiraz) atau mengontaknya di miranti (at) livingloving (dot) net

Comments

  • Denia

    mauu dooong ikutan workshop buat blogging!!!!! Reserve duluan yah… heheheh

  • Aisha

    So, untuk personal blog rekomendasi nya pakai yang .com atau .org, dear? Saya sih saat ini ngeblog pakai blogspot, tapi lagi pengen nyobain wordpress. seperti nya kalau di baca-baca dari LL dan sumber lain, wordpress.com free theme terbatas jadi kalau mau update ke tema premium bayarnya bisa berkali-kali lipat dibanding kita sewa hosting. Dan untuk wordpress.org bagusnya di bikin untuk blog/web seriusan ya.

    • Miranti

      Hi Aisha. Tergantung personal blognya mau seperti apa. Kalau untuk hobi atau memang ga niat mau dimacem-macemin (pure untuk memuat tulisan saja) pakai wordpress.com yang free sudah cukup. Tapi kalau mau dimonetize atau mau dikulik banget banget sebaiknya pakai wordpress.org yang untuk self-hosted blog karena aplikasinya lebih banyak pilihan. :)

  • nianastiti

    Excited banget buat ikut, ditunggu ya offline workshop blogginya :)

  • JNYnita

    Aku lagi nyobain pakai wp.org,, pengen banyak utak-atik tapi masih takut2.. Hihihi…

    • Miranti

      Hihi..kami pun untungnya dibantu Andri jadi bisa tanya-tanya banyak sama yang lebih ngerti. Kalau ga salah ada pengguna wordpress.org ini ada komunitasnya jadi mungkin bisa tanya-tanya di forumnya juga.

  • Almazia

    Offline blogging workshop will be fun! I’m using self-hosted WordPress for my blog. There’s a learning curve but once we know our way around it WordPress is not that difficult. One thing it stand out more than other platform is that we can bake in various functionality to meet our need.

  • ghita

    mba, kapan dong offline workshopnya?

  • belajar TOEFL gratis | tryout tes TOEFL online

    Terimakasih infonya, Living Loving! Kami start up baru yang bergerak di bidang edukasi… kami pakai self-hosted WordPress tapi masih basic. Ada rekomendasi untuk beli/pesan WordPress theme sebaiknya dimana? Terimakasih :)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: