Saya dan Miranti mungkin jarang membahas tentang bagaimana kami menjalani keseharian kami di blog. Tapi tentu saja apa yang kami lewati setiap harinya mungkin serupa dengan banyak perempuan yang juga seorang Ibu, dan kita semua tahu kalau ada hari-hari yang lebih buruk dari lainnya. Saya juga mengalaminya.

Apakah itu membuat kami berhenti produktif? Ada terlalu banyak alasan untuk terus berjalan. Seberapa lelah, jenuh dan penuhnya hari itu. Tapi ya kalau saya, pastinya belum secanggih itu yang bisa dengan mudah menentukan dengan instan skala prioritas dan memisahkan mana yang perlu dan tidak perlu. Being a person who also has her own emotional ups and downs, hati dan pikiran pun harus senantiasa beradaptasi. Akhirnya nggak jarang saya merasa lelah, salah satunya ya dalam beberapa minggu ini.

Di saat seperti ini, dukungan dari orang terdekat itu jadi terasa amat sangat membantu. Saya beruntung ada suami yang nggak hanya jadi pasangan menjalankan keluarga, tapi juga teman untuk bicara dan diskusi. Tapi ada satu sosok lagi yang masuk dalam lingkaran inti saya. Ibu.

Hubungan saya dan Ibu cukup dekat, meski mungkin saat tumbuh dulu rasanya saya sering melihat banyak teman lain yang jauh lebih mesra dengan Ibunya. Kami hampir nggak pernah berantem. Ibu bukan tipe yang frontal dan sepanjang saya tinggal di rumah, saya melihat Ibu selalu jadi sosok yang memberi kenyamanan buat saya. Saya sejujurnya terkaget-kaget sendiri ketika menyadari bahwa setelah hampir enam tahun saya nggak serumah lagi dengan Ibu, Ibu tetap jadi tempat saya berkeluhkesah dan selalu jadi tempat yang nyaman untuk saya. Dan itu terasa sekali dalam minggu ini.

Merawat dan membesarkan anak itu peran yang menurut saya sangat kompleks. Semua orang bisa melahap dan memahami dengan baik segala tips parenting yang ada, tapi dalam menjalankannya tentu beda kasus. Makanya, di saat saya merasa mentok dalam urusan ini, biasanya saya “lari” ke Ibu. Karena Ibu sudah menjalani perannya selama lebih dari 40 tahun, dan bagaimanapun Ibu adalah salah satu orang yang paling mengenal dan memahami saya.

Urusan curhat ke Ibu ini nggak terjadi begitu saja. Soalnya saya juga bukan tipe yang apa-apa dikit curhat ke orang, bahkan ke Ibu sendiri. But sometimes you can’t make it on your own *thanks U2 for those heart-felt song about parent-kid relationship*. It took me a while to finally realize that sometimes we need to let it out and we need our closest people to listen, to say that all you need is to stretch a little bit and eventually everything will be okay. Buat saya,terutama untuk urusan menjadi orangtua, saya beruntung sekali bisa dekat dan bicara dengan Ibu.

Jadi, terimakasih Ibu untuk pesan yang Ibu kirim kemarin. Thank you for letting me know that all I need is to give more. More time, more love. 

And I hope you folks can always keep those people you love closer. We need them more than ever.

hearts,

n

Suka menulis dan hobi menggambar rumah serta denahnya sejak kecil. Nike membuat Living Loving untuk mengembalikan dan mengembangkan kecintaannya akan menulis dan minatnya akan rumah, dekorasi dan desain. Mulai membuat website dan blog sendiri sejak 2000, mengkoleksi dan berbagi cerita selalu jadi bagian penting dalam hidupnya.

Comments

  • bouncy unicorn

    itu fotonya di mana sih kok gemes amat..

  • Nazura Gulfira

    Setuju banget kak Nike.. aku jg beberapa saat ini mengalami hal yang sama. bahwa terlepas dari kenyataan kalau empat tahun ini aku udah enggak tinggal bareng lagi dan ibu-ku pun juga bukan termasuk tipe yang ‘romantis’, tapi pada akhirnya hanya beliau yang bisa jadi tempat aku banyak berkeluh kesah. Tetap semangat ya kak :)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d