BERBURU BAZAR DI IRAN

Iran. Mendengar namanya, kayaknya hampir mustahil bagi sebagian dari kita terpikir untuk menjadikan wilayah tersebut sebagai lokasi tujuan wisata atau liburan, ya. Namun, itulah yang justru dilakukan oleh Vika Rahma—teman kami yang suka berpelesir ke tempat-tempat unik, yang jarang dilirik oleh orang pada umumnya.

Apa saja yang Vika temui? Nah, ini ada oleh-oleh cerita tentang Iran dan bazar yang ia datangi untuk cuci mata sekalian mencari pernak-pernik lucu dan unik khas Timur Tengah.

Ya, beberapa waktu lalu, Vika pergi mengunjungi negara yang dulu kita kenal dengan sebutan Persia itu, bersama ibu dan tantenya (beneran cuma bertiga dan perempuan semua, lho). Di sana, jauh dari apa yang ia bayangkan akan sebuah tempat di area konflik, suasana Iran di matanya justru terasa begitu hangat dan memikat. Padahal, Vika termasuk pelancong yang “tanpa persiapan”. Dia berangkat tanpa bantuan jasa travel dan baru memilih akomodasi penginapan setelah tiba di Iran. Modalnya hanya buku saku Lonely Planet dan beberapa daftar tujuan hasil browsing yang ia kumpulkan sebelum berangkat.

Seperti yang mungkin sudah sebagian dari kita ketahui, Iran adalah salah satu negara dengan sejarah dan kebudayaan tertua di dunia. Sebelum masuknya islam, penduduk Iran menganut kepercayaan Zoroaster. Sisa-sisa situs pemujaan kaum Zoroaster tersebut masih bisa kita lihat sampai sekarang karena terjaga dengan baik keberadaannya. Kini, situs-situs tersebut menjadi salah satu obyek wisata yang banyak menarik wisatawan untuk datang ke Iran, di samping tentunya masjid-masjid megah dengan desain arsitektur menawan yang telah berdiri sejak ratusan tahun lalu. Di bawah ini, bangunan yang berbentuk bulat yang terletak di gurun adalah tempat masyarakat kuno Iran menyemayamkan jenazah. Sementara bangunan dengan kolam dan halaman luas itu adalah kuil api (ateshkadeh) yang di dalamnya terdapat api abadi.

Bukan hanya bangunan bersejarah, hal yang juga membuat Iran memikat adalah hasil kerajinan tangan yang banyak dikreasikan oleh penduduknya. Produk-produk seperti karpet, keramik, peranti perunggu, hingga aksesori busana dan interior sangatlah beragam bentuknya. Kita bisa menemukan produk-produk tesebut, terutama di area bazar yang terdapat di berbagai sudut kota.

Di Iran, masyarakatnya ramah dan bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Jadi meski tidak semua orang bisa diajak bicara dalam bahasa Inggris, itu tidak menghalangi mereka untuk menolong para pelancong yang membutuhkan. Begitupun Vika. Ia merasa terbantu sekali dengan keramahan masyarakat lokal. Dari merekalah, Vika mendapatkan informasi tambahan mengenai tempat-tempat mana yang patut untuk dikunjungi. Bahkan, ada beberapa yang kemudian menjadi teman baik dengan Vika hingga saat ini.

Grand Bazar, Tehran
Lokasi bazar pertama yang Vika datangi adalah Grand Bazaar di Tehran. Tehran merupakan ibukota Iran. Di sini, kalau Vika bilang, suasanya mungkin mirip dengan Tanah Abang di Jakarta. Soalnya produk yang dijual kebanyakan barang sehari-hari, dari mulai baju sampai panci. Itu alasannya kenapa lebih banyak orang lokal daripada turis yang ia temui di sini.

Namun, lepas dari suasana pasar yang riuh, hal menarik yang bisa membuat kita betah adalah banyaknya tempat ngeteh dan restoran di sekitar area bazar. Biasanya, bazar terasa cukup lengang pada pagi hari. Kalau mulai tersesat, jangan panik. Carilah Panzdah-e Khordad Ave yang merupakan pintu keluar utama.

Setelah puas melihat-lihat pasar yang panjangnya mencapai kira-kira 10 kilometer, boleh tuh istirahat di kedai sambil menyeruput teh rempah yang aroma dan rasanya sanggup melemaskan otot-otot yang tegang.

Isfahan Bazaar, Isfahan
Selanjutnya, Vika berkunjung ke Isfahan atau Esfahan Bazaar yang terletak di tengah-tengah antara Ali Qapu Palace dan Shah Mosque.

Bazar ini termasuk salah satu bazar yang paling tua di Timur Tengah. Buat yang suka dengan pernak-pernik bergaya Persia, di sini kamu bisa menemukan berbagai produk menawan, mulai dari karpet, tas-tas, keramik, sampe alat-alat masak yang terbuat dari perunggu.

Nggak hanya itu, kotanya juga indah banget. Ada yang bilang kalau “Esfahan is half of the world”. Coba deh perhatikan detail-detail yang menempel pada setiap lekuk bangunan. Cantik, ya?

Kashan Bazaar, Kashan
Bazar yang tak kalah menarik berikutnya adalah di Kashan. Lokasi bazar ini didirikan pada era kekaisaran Seljuk dan direnovasi pada periode kepemimpinan Safavid. Sayangnya, ketika Vika sampai di sini, hari sudah sore. Jadi banyak toko yang sudah tutup. Padahal, di sini banyak sekali toko-toko yang menarik, termasuk toko karpet, toko benang, dan toko kue. Di sini, kita bisa menemukan berbagai produk tradisional dengan sentuhan modern. Suasananya pun tak seramai di Grand Bazaar.

Tempat ini termasuk area bazar yang populer karena gaya arsitekturnya yang megah. Area Timche-ye Amin od-Dowleh menerapkan teknik pencahayaan alami menembus kubah, yang akan terlihat sangat cantik pada siang atau sore hari. Silakan nikmati suasana lalu-lalang orang berbelanja sambil meminum teh di Hammam-e Khan, sebuah kedai teh yang sudah berdiri sejak abad 19.

Selain area berbelanja, di sekitar lokasi ini juga terdapat masjid, makam, tempat penginapan, tempat pemandian umum, bahkan waduk yang dibangun dalam rentang waktu berbeda-beda.

Bazaar-E-Vakil, Shiraz
Bazar ini adalah salah satu bazar dengan latar belakang sejarah dan tradisi yang terkenal di Iran. Di sini, barangnya lengkap banget. Kalau suka barang etnik, sudah pasti happy.

Bazar ini dibangun atas perintah Karim Khan Zand (Raja Iran), sekitar 200 tahun lalu. Desain kubah yang melengkung memastikan area bazar tetap terasa sejuk saat musim panas dan terasa hangat pada musim dingin. Di dalamnya terdapat sekitar 200 toko yang menjual karpet, pernak-pernik kerajinan tangan, bumbu, bahkan barang bekas. Produk yang dijual di sini datang dari berbagai wilayah di Iran. Piring keramik dari Shiraz, kain-kain dari Firuzabad, aksesori berwarna biru dari Isfahan.

Senangnya, di semua bazar di Iran, harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Harga pernak-pernik seperti kalung itu sekitar Rp80 ribuan, sedangkan karpet kecil seukuran keset adalah Rp70 ribuan. Hayooo.. awas kalap, ya, buat yang hobi belanja!

Alamat
Grand Bazaar: Panzdah-e Khordad Street, Tehran
Bazaar-E-Vakil: Shohada Square, Shiraz
Isfahan Bazaar: Naqsh-e Jahan Square, Esfahan
Kashan Bazaar: Kashan

* semua bazaar di Iran libur pada hari Jumat
** artikel disarikan dari pengalaman Vika Rahma
*** seluruh foto adalah koleksi pribadi Vika Rahma (IG: @vikarahma)


img

Sempat bekerja di majalah Martha Stewart Living Indonesia selama 5 tahun. Ibu satu putri ini adalah kontributor untuk artikel seputar tanaman, inspirasi dekor, dan DIY project.

RELATED POST

  1. Mencari keluarga atau sahabat baru di Iran semudah berhitung 123 saking ramah dan tulusnya orang Iran disana , emang bener ya kita ga boleh percaya gitu aja sama media, lihat dulu dan buktikan sendiri. Love Iran to the bits :-)

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: