Kayaknya untuk bisa mewujudkan dapur idaman itu butuh proses yang panjang, ya. Dapur di rumah—apalagi kalau rumah kita adalah tipe cluster yang modelnya sudah siap huni dan bukan atas ide rancang bangun sendiri—umumnya begitu aja bentuknya. Standar. Kalau mau dibuat berkarakter, seperti yang bertebaran di majalah dekor atau di Pinterest, ya butuh usaha lagi …dan tentu saja biaya.

Karena usaha dan biaya yang diperlukan tidak sedikit, keinginan untuk merenovasi dapur tentu perlu direncanakan dengan matang. Apa yang harus kita pertimbangkan sebelum memutuskan untuk membangun dapur idaman? Atau, dalam skala kecilnya, kitchen set, deh. Kan, biasanya itu, tuh, yang paling kelihatan dan berfungsi utama di dapur. Kami coba membuatkan alurnya untuk kamu.

 

Sebelum memulai proses desain, hal yang perlu kita pahami itu adalah gimana si dapur ini nanti kita pakai. Kalau dari fungsi kerjanya, secara umum dapur terbagi jadi 5 area:
1. Area Pantry: untuk penyimpanan bahan makanan, termasuk makanan kalengan, dan untuk menempatkan kulkas
2. Area Penyimpanan: untuk panci-panci dan alat-alat memasak lainnya
3. Area Persiapan: untuk proses sebelum memasak (idealnya memiliki permukaan lebar)
4. Area Memasak: untuk kompor dan oven
5. Area Cuci: untuk bersih-bersih setelah memasak

Posisi area pantry, area persiapan, dan area mencuci, seringkali bersisian, mengingat fungsi serta hubungan kerjanya yang mengait. “Segitiga kecil” ini bisa kita gunakan untuk memilih tipe kitchen set yang kita mau. Ada linear, bentuk L, dan bentuk U.

Nah, dalam kaitannya dengan konfigurasi segitiga tadi, sebelum memilih bentuk yang cocok, ada baiknya kalau memikirkan pola kerja kita. Jangan sampai tata letak area mengganggu pergerakan tiap orang saat berada di dapur. Diskusikan hal tersebut kepada desainer interior yang membantu merancang dapur, atau jadikan itu pegangan seandainya kamu ingin membuat dapurmu sendiri.

Selanjutnya, soal bahan. Agar bisa memberikan performa yang terbaik, semua produk dan bahan sudah sepatutnya kita pilih berdasarkan standar tertentu. Secara umum, material untuk kitchen cabinet itu terbuat dari:

1. Kayu Solid
Kayu solid lebih kokoh daripada “kayu olahan” sehingga harganya pun cukup mahal. Namun, lepas dari kelebihannya itu, kayu solid lebih rentan terhadap rayap. Karena itu, perlu penanganan yang tepat kalau kita memilih jenis ini.

2. Kayu Olahan Berlapis (Plywood)
Plywood merupakan hasil perekatan beberapa lembar kayu dengan tekanan tinggi. Jenis ini terdiri dari berbagai ketebalan. Ketebalan menentukan kekuatan. Tipe yang terdiri dari tiga lembar kayu disebut tripleks, sedangkan yang lebih dari tiga lembar kayu disebut multipleks. Harga plywood sudah pasti lebih murah dari pada kayu solid.

Jenis ini terdiri dari dua tipe, yakni polos dan bermotif. Yang bermotif memiliki pola yang mirip dengan kayu solid, seperti jati dan sungkai. Plywood polos atau tanpa motif, memiliki permukaan berlapis HPL, veneer PVC, atau melaminto. Lapisan ini memberikan tekstur finishing pada permukaan. Kelebihan tipe plywood, semisal melaminto adalah anti-air, sehingga sering digunakan untuk bagian dalam kitchen set.

3. MDF (Medium Density Fiberboard)
MDF terbuat dari serbuk kayu halus yang dipadatkan dalam tekanan tinggi. Karena terbuat dari sisa-sisa kayu, maka harganya pun relatif lebih murah lagi daripada jenis kayu yang di atas. Keunggulan MDF adalah permukaannya halus dan tidak berpori sehingga membuat proses finishing jauh lebih praktis. Proses finishing MDF biasanya kombinasi antara finishing kayu dengan lapisan veneer, HPL, pelapis kertas (tacon, supercon), melamik, ataupun duco. Kekurangannya, MDF tidak tahan air dan kelembapan.

Sementara, pilihan material untuk permukaan table top terdiri dari:

1. Laminate
Lapisan lembaran tipis, yang pemasangannya dilakukan dengan cara ditempel dalam tekanan tinggi. Keuntungan dari bahan ini yaitu praktis, ringan, dan cenderung tidak mahal. Namun, karena bukan berasal dari kayu utuh dan bagian dalamnya cenderung ringkih, pemakaian sehari-hari bisa bikin lapisan terkelupas sehingga memperlihatkan bagian dalam. Jika mendapat beban yang terlalu berat, bagian yang terhubung dengan engsel, terutama laci juga jadi cepat rusak. Ini terjadi pada kitchen set Nike. Sejak dipasang tahun 2011. Engsel mulai bermasalah di tahun keempat.

2. Batu alam
Bahan yang paling sering dipakai, yaitu batu quartz, granit, dan marmer. Keuntungannya yaitu bahan ini punya motif alami yang menarik, kuat, dan nggak gampang terkikis. Namun, kekurangannya ada juga. Batu alam sudah pasti berat, kalau sambungannya nggak pas akan kelihatan jelek, permukaan kadang nggak mulus, bisa retak kalau kejatuhan benda berat, dan kalau sudah bernoda sulit untuk dibersihkan.

3. Lainnya
Umumnya terbuat dari bahan campuran, seperti akrilik. Akrilik nggak mudah jadi tempat bakteri untuk berkembang biak. Namun, akrilik nggak terlalu tahan gores dan panas. Pemakaian sehari-hari bisa membuat akrilik baret-baret. Begitu pun panas yang berlebihan, bisa membuatnya lumer.

Soal sedap dipandang, itu penting. Namun, coba pertimbangkan juga soal masa pakai. Jangan asal memilih murah tapi kabinetnya cepat rusak. Harga kitchen set standar yang cukup berkualitas dengan desain minimalis dimulai dari kisaran Rp2.000.000 per meter lari (perlu dicatat bahwa biaya kabinet atas dan bawah dihitung terpisah). Harga tersebut belum termasuk kompor, bak cuci, table top, atau aksesori memasak lainnya.

Kalau ingin mengakali biaya tapi tetap dapat tampilan yang trendi, Leanne Ford (desainer interior yang juga host acara “Restored by the Fords” di HGTV), mengusulkan untuk mengganti marmer, misalnya, dengan semen. Menurutnya, jika didesain dan ditempatkan dengan benar, semen bisa jadi bahan baku yang keren dan tahan lama, lho.

Kalau dari sudut tren, tahun 2017 ini, banyak orang yang sepertinya masih menyukai gaya dapur putih. Menurut Ford pula, kalau kita mau menerapkan gaya dapur putih, banyak hal yang bisa digunakan supaya dapur nggak jadi terkesan kaku macam ruang praktik dokter. Antara lain dengan menerapkan tekstur yang berbeda. Kita bisa menggunakan ubin putih bersama kayu, linen atau katun. Paduan tekstur yang berbeda dapat menciptakan kesan hangat, juga membuat ruangan terasa lebih nyaman. Selain itu, bisa juga dengan menempatkan aksesori yang berwarna kontras atau terbuat dari bahan menarik, seperti keramik tanah liat dan peranti copper.

Setelah mengetahui beberapa pertimbangan tadi, sekarang saatnya kita menyusun rencana untuk dapur idaman, yuk. Seperti apa, sih, dapur favoritmu?

Source: www.archdaily.com, www.elledecor.com
Photo courtesy of: www.leannefordinteriors.com, www.architecturaldigest.com, www.ikea.com

Comments

  • imaniadesain

    keren desain interior dapurnya. bener banget bahan granit emang paling banyak dipakai karena tampilannya yang sudah alami dan natural. Cuma selain susah berat dan gampang bernoda, harganya juga tergolong mahal.

  • karienass

    waaa… thanks berat udah share tips ini… sangat bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: