Sabtu lalu akhirnya terlaksana juga #LLclass Start Your Online Business di EV Hive, The Maja, Jakarta Selatan. Kenapa saya bilang “akhirnya terlaksana”? Karena sebenarnya kami sudah punya ide membuat kelas ini sejak dua tahun lalu. Cita-cita ini juga yang membuat kami akhirnya memutuskan untuk membuat konten blog Creative Series dimana kami mengajak Kania Annisa dari Chic & Darling dan Ria Sarwono dari CottonInk untuk berbagi cerita mereka. Waktu itu kami memilih untuk membuat versi online-nya dulu, karena selain supaya bisa mengulik terlebih dahulu, kami juga ingin tau respon teman-teman bagaimana.
Nah, akhirnya cita-cita menggelar event bertopik creativepreneurship ini kesampaian juga di tahun ini. Kayak gimana kelasnya? Klik “read more”, ya!
Ide boleh deh tumpah setumpah-tumpahnya. Tapi pelaksanaan tetap memperhitungkan kondisi. Itu yang memang terjadi di Living Loving. Sejak awal, Miranti dan saya rasanya BM (banyak mau) banget deh pengen bikin ini-itu. Tapi kami berdua juga sadar banget nggak semua ide harus direalisasikan saat itu juga. Plus sadar diri kalau tangan kami masing-masing juga cuma dua. Ada ide-ide yang sebaiknya ditampung, dimatengin, dimodifikasi dan akhirnya dikeluarkan saat waktunya terasa tepat. Salah satunya #LLclass Start Your Online Business ini.
Meski ide sudah lama, persiapan #LLclass kali ini lumayan singkat. Sekitar sebulan. Itu pun dibarengi dengan mengurus berbagai event dan konten. Tim kami yang banyak banget ini (baca: 4 orang) harus pinter-pinter menyusun waktu dan berbagi tugas supaya semua urusan, terutama kelas ini, bisa berjalan baik. Untungnya, semua narasumber dan partners kami sangat kooperatif. Jadi dari mulai persiapan hingga acara selesai pun nggak ada kendala signifikan.
Kelas dimulai jam 10.30 ketika hampir 30 kursi peserta penuh. Ria, Creative Director CottonInk menjadi narasumber pertama. Selama sekitar 20 menit Ria menceritakan bagaimana ia dan partnernya, Carline Darjanto memulai CottonInk tahun 2008. Bermodalkan 1 juta rupiah, Ria dan Carline mendesain dan menjual T-shirt bergambar Barack Obama di platform digital yang paling familiar buat mereka, Facebook dan Blogspot.
Langkah awal ini mungkin tampak simpel dan saya yakin nggak cuma Ria dan Carline yang pernah punya cerita ini. Tapi, buat yang sudah tau betapa berkembangnya CottonInk sekarang. Mungkin nggak ada yang menyangka kalau perjalanan mereka dimulai dari jualan di platform gratisan yang bisa diakses semua orang. Inspirasi dari Ria ini sudah cukup membakar semangat teman-teman yang hadir di sana. CottonInk nggak lagi terasa sebagai brand yang besar, intimidating dan susah dikejar. CottonInk menjadi brand yang terasa familiar karena mereka pun tumbuh dan berkembang dengan cara yang kita paham. So, we may start small but if we dare to aim for bigger dreams, anything is possible! Tapi ingat, rencana yang besar juga butuh komitmen yang nggak sedikit. Itu kenapa Ria mengingatkan kalau dua tahun pertama akan capek, capek banget, terutama fisik dan itu sangat bisa mempengaruhi mental dan emosi. Jadi, tetap ingat akan tujuan yang ingin dicapai supaya bisa tetap fokus menjalani bisnis.
Setelah Ria, gantian Keke, Founder dan Creative Director Chic & Darling, yang berbagi cerita tentang perjalanannya. Berbeda dengan Ria yang memulai berdua saat ia masih kuliah dan berumur 21 tahun. Keke memulai Chic & Darling setelah ia melahirkan anak pertamanya. Alasan Keke memutuskan untuk terjun di bisnis pun dimulai dari kondisinya yang menurut Keke jauh dari baik. Ia sempat mengalami post-partum depression, apalagi ditambah dengan fakta bahwa sebelumnya Keke bekerja selama 11 tahun di bidang yang begitu dinamis, televisi.
Sesi Keke yang berlangsung sekitar 30 menit ini tampaknya nggak hanya memberi begitu banyak inspirasi buat teman-teman, tapi juga suntikan semangat karena kembali lagi, sama dengan Ria..cerita perjalanan Chic & Darling terasa begitu dekat dengan apa yang dialami banyak peserta.
Setelah sesi Ria dan Keke selesai, Miranti mengajak peserta untuk mengisi kuesioner tentang branding pada handout yang sudah dibagikan saat registrasi. Kuesioner ini kami buat untuk membantu teman-teman merumuskan brand dan produk yang mereka buat.
Agung Bezharie, associate dari East Ventures dan EV Hive, mengisi sesi berikutnya. Agung menjelaskan perkembangan bisnis saat ini, pentingnya data dan statistik, serta apa saja yang perlu diperhatikan oleh pemula untuk memulai bisnisnya dalam segi penggunaan teknologi. Ia juga menceritakan fitur-fitur yang membantu dalam mengendalikan dan mengawasi traffic antara customer atau peminat terhadap produk yang ditawarkan.
Yup, menjalankan bisnis online nggak sekadar punya produk dan bikin akun Instagram atau website, tapi memahami bagaimana cara platform itu bekerja, bagaimana kebiasaan pengunjung/pelanggan dan bagaimana memaksimalkan platform yang kita pilih. Itu kenapa menurut kami penting banget untuk mengajak teman-teman mengenalnya terlebih dahulu, karena kalau kita memang berbisnis online cepat atau lambat kita pasti akan berhadapan dengan strategi digital.
Setelah semua narasumber selesai, tiba saatnya momen yang paling ditunggu para peserta. Sesi tanya-jawab. Saat sesi ini berlangsung, kami juga menyiarkannya via Instagram Live supaya teman-teman yang ingin tahu seperti apa isi kelasnya bisa ikut menyimak, bahkan memberikan pertanyaan. Semua peserta yang ikut sesi tanya-jawab ini juga mendapatkan voucher dari sponsor kami, KartuHalo.
Selesai sesi tanya-jawab, Dista dari EV Hive mengajak peserta berkenalan dengan tempat kelas dilaksanakan hari itu. Coworking space ini ternyata tersebar di beberapa lokasi Jakarta dan Tangerang Selatan. Biaya penggunaan fasilitasnya pun menurut kami lumayan murah, Rp50.000 per hari sudah termasuk internet dan minum. Selain itu EV Hive juga punya banyak fasilitas yang bisa dipakai, dari mulai ruang meeting dengan beberapa pilihan kapasitas, hingga studio untuk membuat konten video. Selengkapnya tentang EV Hive akan kami bahas nanti, ya! Tapi kamu bisa intip dulu di website EV Hive.
Kelas pun berakhir dengan foto bersama dan para peserta bertukar cerita sambil santai menikmati aneka desserts yang disajikan partner kami, Forgetmenot Cake. Their cakes were seriously good! Saya dan Mamir sempat mencoba Pandan Gula Melaka Cake dan Bolu Keju Djadoel. Teksturnya lembut, dan nggak terlalu manis jadi gampang banget menghabiskannya dengan cepat! Haha.
Ah, sekali lagi terimakasih banyak buat semua peserta, narasumber, sponsor dan partners yang sudah berkontribusi untuk #LLclass kali ini. Kami senang luar biasa melihat respon teman-teman yang sudah hadir. Doakan kami bisa mengadakan kelas ini dalam waktu dekat, ya! Kalau kamu tertarik untuk mengikuti kelas ini dan nggak mau ketinggalan infonya, sila daftar newsletter Living Loving, ya. Cek bagian side bar blog ini dan masukkan alamat e-mail kamu di kolom “Subcribe for workshop info and more”.
This event is supported by KartuHalo | Location : EV Hive | Desserts : Forget Me Not Cake | Partners: CottonInk & Chic & Darling | Media partner : Manual
Novita Rosyida Hilmi
19 October
semoga next bisa ikutann, pas banget ada acara jd gabisa daftar plus baru pendaftaran lsg sold out. sukses terus living loving :)
Nike Prima
19 October
Hai Nov, terimakasih banyak yaa. Semoga bisa ikutan di #LLclass Vol. 2 :*
khumairahsiti
26 October
hallo kak..kpan ada LLclass lagi ?
Miranti
26 October
Halo, untuk LLclass kami adakan rutin sebulan dua kali. Tapi kalau maksudmu LLclass yang tentang entrepreneurship rencananya baru awal tahun depan ada lagi. :)