Di tengah rutinitas yang sedang padat, tiba-tiba teman-teman dekat atur rencana untuk kumpul-kumpul di rumah. Mau nolak, rasanya, kok, sedih. Bisa ketemuannya, kan, jarang. Tapi kalau memang diterima, lagi nggak punya banyak waktu untuk menyiapkan ini itu banget sebenarnya. Gimana, ya, caranya bikin sambutan terlihat istimewa, tapi dengan persiapan yang nggak merepotkan? Pas bengong-bengong cari ide, eh, lewat di kepala soal teknik jahit sashiko. Jadi kepikiran buat bikin hiasan serbet untuk pelengkap jamuan makan bersama, deh. Kayak apa, ya, hasilnya?
Waktu SMP, di sekolah saya ada pelajaran Tata Busana (ketauan umurnya, deh.. he-he..). Gurunya itu galak dan sering banget ngasih tugas bikin proyek jahit-jahitan. Buat beberapa teman, mungkin jatuhnya menyebalkan. Namun nggak tahu kenapa, waktu itu saya malah seneng. Soalnya si ibu ini, meskipun galak, suka banget berbagi ilmunya. Bukan sekadar dikasih liat caranya sedikit trus habis itu ditinggal dan disuruh selesain sendiri, ya. Kadang-kadang malah dia nemenin saya sampe jahitan yang dibuat sesuai dengan teknik yang dia mau capai. Saya inget banget, ada satu kain strimin yang dia minta isi dengan berbagai jenis teknik jahit, mulai dari jelujur, tikam jejak, feston, tulang ikan, sampai flanel. Kata dia, kalau kita lupa, kain itu bisa jadi patokan. Sampe sekarang, kain itu masih saya simpan.
Soal teknik jahit-menjahit, semakin dewasa, tentu semakin banyak referensi yang kita dapat soal berbagai hal, termasuk soal jelujur tadi. Teknik yang satu ini, di Jepang ternyata dikenal pula sebagai teknik sashiko. Sashiko yang berarti “tusukan kecil”, secara tradisional kerap digunakan untuk membordir atau quilting. Bisa pula untuk memperkuat atau memperbaiki area tertentu pada pakaian yang rusak akibat pemakaian. Di atas kain biru, benang putih yang digunakan biasanya akan dibuat membentuk motif geometris, seperti ombak, pegunungan, bambu, hingga berlian yang bertautan. Kita bisa melihat aneka teknik jahitan tradisional khas Jepang ini, salah satunya di buku klasik karya Katsushika Hokusai (1760-1849) berjudul New Forms for Design yang terbit pertama kali pada tahun 1824.
Nah, di era modern, jahitan sashiko tentu saja semakin berkembang. Tak melulu di atas kain biru dengan benang putih, sashiko sekarang juga bisa hadir dalam bentuk dan warna yang lebih beragam dan kekinian—sebagai hiasan yang indah di atas permukaan kain. Kami membuat dua motif jahitan untuk menghias serbet polos yang terinspirasi dari teknik sashiko. Menurut kami, pola garis-garis serta bentuk awan akan membuat penampilan serbet polos jadi tambah manis tapi tetap simpel dan nggak berlebihan. Senangnya lagi, jadi punya serbet baru, deh! Apa saja bahan yang diperlukan dan seperti apa cara membuatnya? Cek di bawah, ya!
Alat dan Bahan
Serbet
Jarum
Benang
Cara Membuat
1. Siapkan serbet dan jarum. Masukkan benang ke dalam lubang jarum. Kalau ingin hasil yang lebih terlihat, gunakan serbet berbahan linen yang mempunyai rongga serat kain lebih longgar daripada katun dan benang sulam. Namun, untuk itu, kamu juga akan membutuhkan jarum dengan mata lubang yang lebih besar untuk bisa memuat benangnya.
2. Setelah benang dan jarum siap, mulailah dari satu sudut. Supaya lebih mudah dan jahitan yang dibuat rapi, buatlah garis putus-putus di atas kain sebagai panduan. Proses menjahit kami kerjakan dari kanan ke kiri. Akan tetapi, jika kamu kidal, akan lebih mudah untuk memulai proses menjahit dari kiri ke kanan.
3. Setelah proses menjahit mulai, tarik benang hingga menyisakan beberapa inci di ekor. Lanjutkan menjahit hingga motif yang kamu rancang selesai terlapisi.
Udah lihat cara membuatnya, ‘kan? Gampang, ‘kan? Yuk, langsung dicoba. Jangan ragu untuk mengkreasikan motif dan pola sesuai dengan kreativitasmu, ya, karena kami yakin nggak ada ide yang nggak seru.
Novita Rosyida Hilmi
25 September
hihi, samaan ternyata. ada pelajaran tata busana dan disuruh menyediakan kain untuk semua jenis jahitan.
ide simple tp hasilnya bagus bangett. sukaaa, thank youuu
Fifi Juliana
27 September
hihi.. coba bikin juga yuk. :)
Dewi
7 February
Bagus banget bu….
Baru belajar sashiko,bikin penasaran
Terima kasih Bu sudah menginspirasi