
Selain mempermudah persiapan dalam memasak, proses food preparation juga bisa membantu kita dalam urusan efisiensi waktu. Kali ini, Astri akan membahas detil persiapan dan teknik pelaksanaannya…
Masa transisi Astri dari tinggal bersama orang tua dan asisten rumah tangga memberi perubahan dan masukan yang banyak sekali dalam kesehariannya saat akhirnya tinggal sendiri. Dulu saat masih tinggal bersama orang tua, sepertinya kalau butuh apa-apa satu rumah akan turun tangan untuk siap membantu. Termasuk kalau lapar. Tinggal curhat dikit aja, tiba-tiba di meja sudah ada makanan. Sementara sekarang pilihannya cuma masak, delivery, cari di luar rumah atau tidur (biar nggak kerasa lapar).
Delivery dan makan di luar sebetulnya enak dan saya suka sekali… Nggak perlu capek menyiapkan dan cuci-mencuci, rata-rata sudah terjamin rasanya enak dan pilihannya juga banyak banget! Tapi, sayangnya itu nggak bisa menjadi alternatif makan saya setiap hari, mengingat dompet dan soft skill yang sepertinya sekali-kali memang perlu diasah, haha…
Solusi yang saya terapkan supaya lebih memudahkan proses memasak sendiri ini sebetulnya bukan hal yang baru. Justru malah hal yang sepertinya sudah ada dari dulu. Yang saya lakukan adalah menyiapkan bahan masakan yang akan diolah atau disebut juga dengan food preparation. Metoda ini sering dicontohkan ibu saya dari jaman saya masih kecil. Untuk alasan kenapa saya menerapkan food prep serta apa saja keuntungan yang saya rasakan, bisa dibaca di salah satu artikel saya.
Secara garis besar ada tiga alasan besar kenapa saya menerapkan food preparation dalam keseharian saya. Yang paling pertama adalah kaitannya dengan keinginan saya untuk mengurangi limbah makanan atau food waste. Secara data, limbah makanan terbesar ternyata bukan dari acara-acara pesta atau event tapi malahan dari rumah tangga. Lalu hal lain yang memantapkan hati saya untuk melanjutkan rutinitas ini adalah untuk bisa lebih sering membiasakan diri makan sayur dan buah. Alasan paling terakhir adalah karena efisiensi waktu dan energi.
Jadi, apa itu food preparation?
Menurutku food prep adalah semacam metoda yang mengubah bahan baku mentah (seperti buah, sayur, daging, ikan, biji-bijian, dan lain-lain) menjadi bahan siap masak. Biasanya di dalamnya ada proses seperti membersihkan, mengupas, memotong dan mencampur bahan masakan. Buatku metoda ini seperti investasi waktu. Repot sedikit di awal, tapi jadi lebih cepat dalam proses memasak selama satu sampai dua minggu ke depan.
Alat yang dibutuhkan untuk metoda ini sangat sederhana dan biasanya selalu kita jumpai di setiap rumah. Contohnya seperti pisau, talenan, mangkuk besar, saringan, lap bersih dan kotak makanan. Jika kesulitan memilih kotak makanan yang pas untuk food prep, saya sempat menulis artikel ‘Organizing Food Storage Containers’ yang siapa tau bisa mempermudah kamu dalam proses memilih. Juga, karakteristik kesetiap material wadah makanan saya bahas dalam artikel sebelumnya yaitu ‘How to Pick Food Storage Containers’.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai, seperti :
- Membuat menu mingguan. Ini memang nggak wajib dan saya pribadi bukan tipikal yang bisa membuat menu mingguan secara tertulis. Tapi, ini memudahkan untuk beberapa orang. Daftar menu mingguan ini biasanya akan membantu memilih bahan makanan dan menentukan potongan sayur dan buah untuk disimpan di kulkas ataupun freezer.
- Pastikan banyaknya bahan makanan sesuai dengan banyaknya kontainer untuk menyimpannya dan sesuai juga dengan ukuran kulkas serta freezer yang dimiliki.
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih, sebelum dan sesudah memegang bahan makanan.
- Jika mempunyai germ issue, jangan lupa untuk mencuci bahan makanan. Sebelum dipotong dan disimpan. Cara singkat untuk mencuci bisa cek di Instagram.
- Pastikan semua bahan dikeringkan sampai benar-benar kering setelah dicuci (kadar air di sayuran dapat membuat bakteri lebih cepat berkembang dan memicu untuk busuk lebih cepat)
- Bukan cuma tangan kita dan bahan makanan yang perlu dicuci dan dibersihkan, tapi juga peralatan memotong dan meja dapur. Saya biasanya pakai campuran vinegar. Resepnya bisa dilihat di artikel ini.
- Hati-hati jangan sampai cross-contaminate. Jauhkan segala daging dan ikan (termasuk air cipratannya) dari bahan makanan lain. Memisahkan talenan akan lebih baik tapi jika kondisinya terpaksa untuk disatukan, talenan bekas potong daging dan ikan bisa dibersihkan terlebih dahulu oleh sabun dan air panas.
- Setelah dipotong dan siap untuk disimpan, menurutku lebih baik dimasukan pada ukuran per porsi. Apalagi untuk yang disimpan di freezer. Gunanya untuk menghindari defrosting supaya kualitasnya tetap aman. Teknik pemotongan dan peruntukkannya yang pas kamu gunakan dalam masakan tertentu bisa kamu lihat pada ilustrasi yang dibuatkan oleh Puty Puar di bawah ini.
Ketika baru mau memulai biasanya kita akan sedikit bingung dan agak overwhelmed. Tapi menurutku sebetulnya tata caranya bisa bermacam-macam sekali. Akan lebih baik untuk trial-error sendiri setelah mencari tau dari membaca-baca artikel. Rasanya nggak ada yang betul ataupun salah untuk melakukan proses ini. Semacam “get-some-lose-some” saja. Tentu saja bisa disesuaikan dengan waktu dan kebiasaan hidup sehari-hari. Karena apa yang cocok untukku belum tentu cocok untuk kamu, begitu juga sebaliknya.
Lalu jangan lupa juga untuk menyediakan ruang untuk beradaptasi. Mungkin masih lama proses pengerjaan awalnya, mungkin masih akan ada yang bahan yang membusuk atau mungkin masih ada yang kurang dalam pengerjaannya. Tapi menurutku nggak masalah karena semuanya merupakan proses adaptasi dalam menciptakan suatu kebiasaan. Selamat mencoba, ya! Kalau punya pengalaman atau pertanyaan seputar food prep ini bisa langsung tulis di bagian komentar. :)
*Ilustrasi oleh Puty Puar. 28 tahun. Mantan penjaga sumur pengeboran, ilustrator, dan penulis lepas yang juga merintis label ‘Fat Bunny’. Ibu satu anak. Penyuka makanan dengan saos kacang. Blognya bisa diakses di byputy.com.
Comments
Living Loving
Sebetulnya balik lagi ke kondisi kulkas, seberapa kering kondisi sayur saat dimasukkan dan seberapa lama niatan akan dikonsumsi. Saat awal-awal mencoba metoda ini, Astri selalu pakai alas. Tapi ternyata setelah sering trial dan error sendiri, Astri mulai bisa takar. Kalau untuk dikonsumsi pada waktu 3-4 hari bisa tanpa alas. Tentu saja keadaan setiap kulkas dan dapur beda dan bisa disesuaikan sama kebutuhan :)
Rahma
Cara menyimpan seperti ini benar2 ngirit waktu dan ngirit bahan makanan. Saya pernah tulis juga di blog http://horehorere.blogspot.co.id/2018/02/tips-menyimpan-bahan-makanan-di-kulkas.html lebih awet kalau tidak dicuci dan wadah dilapisi tisu atau paper towel, jadi air bisa terserap
Living Loving
Terima kasih banyak atas link artikel dan insight-insight tambahan untuk kami! Noted :)
Chobi
Mba astri, kalo pake kantong pastic yg ada sealnya gmn? Bisa reusable ga sih?
Living Loving
Tergantung dari merk yang dipakai. Untuk kantung ziplock dari IKEA yang sering Astri gunakan, berbahankan plastik yang dapat digunakan berulang kali :)
Monica
Artikelnya berguna bgt nambah info buat aku sm mama aku, berhubung mama aku kesehariannya kan emg suka masak hampir tiap hari di rumah. Cuma menurut aku selama ini waktu dia kurang efektif karena hampir tiap hari dalem seminggu bolak balik ke pasar/ tukang sayur beli sayur, lauk pauk ini itu (ga ngenal food preparation dulu yg ternyata efektif hemat waktu). Tapi aku mau tanya kalo food preparation gt berlaku buat semua jenis sayur jg ga? Dan rasa sayuran yg “diinepin” dulu selama beberapa hari di kulkas pake wadah itu bakal beda jg ga ya?
Living Loving
‘Semua jenis sayur’ itu cakupannya cukup luas… Kalau untuk sayur yang biasa Astri konsumsi selama ini bisa :) tapi setiap dapur pasti punya konsumsi sayur yang beda-beda… Astri tetap menyarankan melakukan trial-error sendiri untuk memastikan sayur mana yang bisa atau enggak. Soal rasa selama penanganannya benar, selama ini nggak berubah. Rasa yang berubah bisa jadi tanda bahwa keadaannya sudah nggak baik, penanganannya mungkin kurang baik atau memang nggak cocok untuk diterapkan proses food preparation ini.
Jane Reggievia
Seneng banget dengan tips memotong sayuran berdasarkan jenis masakannya. Ini bener2 menghemat waktu dalam memasak nanti ya.
Sebenernya aku tipe yang “masak apa yang ada di kulkas”. Food prep yang dijalani belum serapih ini. Paling kalo udah ada meal prep selama 3 hari, baru deh ngejalanin food prep.
Makasih banget tipsnya ya! Mungkin next-nya meal prep nih ?
utetika
waaaaaaaaa,, suka banget sama infonya,, bener bener lengkap sampe ke cara memotong. Sebelumnya aku ga tau kalo sayuran yang basah bikin cepet busuk. love loveee
mayya
mba ijin copas ya untuk saya aplikasikan . terima kasih
Yenni
Mbak Astri, mau tanya, itu bagian dasar wadah plastiknya tidak dilapisi tisu ya? Apa ga bikin jadi cepat basi atau layu?