SUASANA MEDITERANIA DI NEGARA TROPIS

Seringkali saat mulai mendesain atau sekadar memimpikan rumah idaman, kita mudah terbuai dengan banyaknya pilihan inspirasi yang terpampang di internet. Padahal nyatanya belum tentu sesuai dengan kondisi tempat tinggal kita. Tapi bukan berarti nggak mungkin mengaplikasikan tema hunian dari luar sana, lho. Seperti Ida Mustazir yang memilih konsep mediterania untuk bangunan dan interior rumahnya yang ternyata bisa cocok banget dengan kondisi di Jakarta. Baca lengkapnya, ya!

 

Rasanya refreshing banget menemukan sebuah hunian dengan gaya interior yang berbeda dari apa yang sedang marak saat ini. Entah itu modern, minimalis ataupun Skandinavia. Pasangan suami-istri ini sudah lama mempunyai ketertarikan pada hal-hal yang berbau desain. Lulus dari sekolah seni, kebanyakan waktu mereka dihabiskan seputar desain. Lucunya, pekerjaan keduanya nggak bersinggungan dengan desain, membuat mereka mencurahkan hasratnya melalui pembangunan rumah ini.

Selain ketertarikan pada desain, keduanya memiliki hobi traveling dan ingin membawa pengalaman mereka selama traveling ke dalam rumah ini. Konsep mediterranean-greek yang akhirnya dipilih ini juga karena kesukaan pasangan ini akan suasana tepi laut di Santorini, Yunani. Menurut Ida, mediterranean breeze seperti kota pinggir laut di Italia dan hotel San Giorgio di Mykonos adalah katalis look and feel-nya.

Keduanya menyukai kesederhanaan dalam visual dan elemen-elemen alam pada rumah tinggal, membuat tema yang didominasi warna putih dan aksen biru laut sangat pas diaplikasikan pada rumah ini. Selain itu mereka juga banyak menggunakan material kayu, rotan, atau eceng gondok pada furnitur seperti kursi makan dan kursi santai.

Bentuk lengkung menjadi ciri khas rumah ini. Mulai dari pintu utama, pembatas dapur, kamar mandi bawah, hingga pintu lounge lantai atas yang menghadap ke teras. Pasangan ini mengadaptasi bentuk organik yang banyak digunakan di rumah-rumah Santorini. Bentuk ini memberikan kesan yang tidak kaku di dalam rumah Ida yang tidak memiliki banyak barang

Koleksi tanaman indoor secara instan memberi kehidupan bagi rumah berluaskan 250m2 yang ditinggali tiga orang penghuni ini. Pasangan ini menyukai hunian dimana udara luar bisa masuk dengan leluasa melalui balkon yang terbuka. Sebagai pengganti dari halaman rumah yang berukuran kecil, mereka mencoba sebisa mungkin membawa elemen alam ke dalam rumah.

Suasana rumah yang terasa sunny dan breezy terinspirasi dari deretan white-washed houses di Santorini. Kebetulan rumah yang berlokasikan di Tebet ini menghadap ke sungai dan arah Timur, sehingga mendapat banyak cahaya matahari dan angin yang bebas. Rumah yang proses renovasinya memakan waktu sekitar tiga bulan ini awalnya dalam keadaan setengah jadi dan kemudian dirombak oleh teman kuliahnya, Juan Jovita dari Ruang 108.

Inspirasi lain dari salah satu pulau di Yunani ini termasuk furnitur built-in dan minimalis yang kebanyakan terbuat dari batu (limestone). Sebagian besar furnitur termasuk lemari, kabinet TV dan kitchen set terbuat dari bata yang dipakem menempel pada dinding rumah. Tidak dapat dilepas-pasang atau digeser. Selain child-proof, juga future-proof. Ida dan suami ingin menepati konsep “blending with the environment” yang sekaligus memudahkan mereka untuk bebersih dan mengurangi limbah.

Salah satu pedoman Ida untuk menjadikan suatu ruangan terasa nyaman adalah cukup memiliki satu benda yang mewakili fungsi tertentu. Selain pergerakan di dalam rumah menjadi lebih bebas, juga menumbuhkan semangat untuk selalu menjaga kerapian dan kebersihan ruangan. Hal ini juga diterapkan pada barang-barang anak. Selain belajar tanggung-jawab, si Kecil akan lebih nyaman untuk belajar sambil bermain.

Suasana ideal yang bisa didapatkan dari gaya yang dijumpai di Santorini sangat terasa di ruangan lounge yang terletak di lantai dua. Berada di antara kamar utama dan kamar anak yang menghadap ke teras. Di area yang merupakan bagian rumah yang paling disukai oleh Ida ini terdapat rak buku, karpet, dan sebuah kursi santai. Akses cahaya dan udara yang cukup membuat area ini terasa begitu rileks dan nyaman.

Jantung rumah bagi keluarga ini merupakan ruang keluarga, ruang tamu dan ruang makan yang kesemuanya merupakan satu open-space besar. Ketiganya dapat digunakan bersamaan dan kursi gantung di ruang tengah tersebut sering dijadikan tempat favorit para tamu. Terletak di dekat jendela dan berdampingan dengan rak buku dan televisi, area ini menjadi area dimana bisa beraktivitas apapun saat meluangkan waktu bersama.

Keunikan lain rumah ini adalah posisinya yang ditinggikan sehingga memiliki banyak tangga dengan ketinggian minim. Terdapat sekitar tujuh anak tangga untuk memasuki pintu rumah. Uniknya, tangga adalah salah satu fitur utama dalam rumah-rumah di Santorini yang dibangun di atas bukit. Bukan karena disengaja, tapi lokasi rumah yang sebelumnya sering terkena banjir ini menjadi salah satu pertimbangan untuk ditinggikan.

Untuk mereka, hunian yang ideal bukan hanya tempat meletakkan tubuh dan beristirahat setelah berkegiatan di luar sana. Penting untuk merasa nyaman saat mengurusnya. Salah satu alasan mengapa tidak adanya asisten rumah tangga, karena terasa lebih puas saat bisa menyentuh setiap sudut rumah dan menikmatinya.

Kenyamanan untuk mereka juga bukan dari benda-benda yang mahal atau fancy. Malahan mereka ingin mengisi rumahnya sesederhana mungkin, dengan barang yang dibuat secara custom. Bisa berupa hasil karya pahatan maupun kerajinan tangan lokal lainnya. Tidak ada furnitur yang dipernis dengan finishing mengkilap atau halus. Ketidaksempurnaan dan tekstur-tekstur material itulah yang memberikan karakter pada hunian ini.

Terima kasih banyak, Ida, sudah membuka mata kami bahwa gaya interior mediterania bisa banget diterapkan dan menjadi contoh untuk hunian di negara tropis ini. Nggak perlu jauh-jauh ke Santorini untuk menikmati suasana yang serupa…

*semua foto milik Ida Mustazir, diambil oleh Adhitya Himawan Prawira

Ibu satu anak yang suka mempercantik rumah. Sebelumnya bekerja sebagai desainer interior di IKEA. Sangat suka menulis dan menonton film yang realistis, dan penggemar berat karya-karya Woody Allen. Kamu bisa menyapa April lewat editorial (at) livingloving (dot) net

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d