
Butuh waktu yang cukup panjang untuk mengumpulkan koleksi barang yang kita sukai, sampai akhirnya menjadi satu kelompok barang yang dapat tertata dengan baik. Effort yang cukup besar untuk selalu konsisten dan nggak gampang berpindah hati ke koleksi barang yang lain. Setelah melihat banyak hunian tinggal selama liputan Lovely Nest, kami melihat berbagai macam koleksi benda dan cara penataannya masing-masing. Pastinya disesuaikan dengan kondisi luasan area rumahnya. Kali ini ada beberapa tips untuk kamu menata benda-benda kesayanganmu itu tanpa membuat ruangan terlihat padat dan sempit…
Rasanya ingin punya ruangan yang terasa lega tapi nggak mau juga kalau harus mengorbankan benda-benda yang sudah dikumpulkan sejak dulu. Belum lagi, kalau beberapa merupakan pemberian dari orang-orang terdekat dan barangnya sudah langka di pasaran. Setiap membeli yang baru pun selalu mikirnya, ‘Ah, simpan aja dulu nanti bisa dijual saat nilai jualnya bertambah’. Semakin langka, akan semakin berharga. Tapi realitanya malah jadi makin sayang untuk ngelepasinnya dan suka terpikir nantinya bisa diwariskan ke anak dan cucu.
Sebenarnya kalau dilihat dari segi lahan yang dimiliki, penempatan koleksi benda kita itu bisa di berbagai tempat.Ā Penempatan secara vertikal ini bisa jadi alternatif yang pas untuk hunian tinggal yang area luasannya nggak terlalu besar. Dengan memaksimalkan penggunaan dinding dan sebisa mungkin nggak memenuhi area lantai di mana pemilik rumah butuhkan untuk sirkulasi di dalam ruang. Bisa menambah personalitas pada ruangan tapi nggak perlu khawatir dengan perawatannya yang terbilang minim.
Terkadang banyak area yang digunakan di dalam ruang untuk tempat-tempat penyimpanan yang bersifat furnitur lepasan dan akhirnya luasan area menjadi semakin terbatas. Ternyata, area tangga pun bisa jadi alternatif untuk memaksimalkan space kosong dan menyimpan koleksi-koleksi seperti buku, DVD, ataupun tanaman. Seperti yang kami temukan di hunian tempat tinggalnya Asti Husain, Diana Henry dan Almaviva. Asal tersimpan dengan rapi, area tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk yang melihatnya. Pastikan jumlah koleksimu nggak mengganggu sirkulasi jalan selagi naik-turun tangga.
Pengumpulan benda kesukaan sampai akhirnya jadi sebuah koleksi juga kadang menjadi kebanggaan tersendiri dan pencapaian bagi si pemiliknya. Jerih payah mencari benda-benda tersebut dan kumpulan cerita menarik dibaliknya jadi satu hal yang ingin ditonjolkan dari penataan koleksinya. Cara lain supaya nggak memakan ruang yang banyak, koleksi ini bisa didisplay dalam rak yang juga multi-fungsi sebagai partisi ruangan. Seperti yang kami temui di rumah Revano Satria yang menampilkan koleksinya pada partisi yang menghubungkan ruang keluarga dengan ruang kerjanya.
Partisi yang bersifat terbuka juga menjadi solusi supaya ruangan terasa luas dan juga dengan adanya anak, kegiatan setiap anggota keluarga bisa terkontrol dengan baik. Penampilan yang menarik ini pastinya mengundang banyak pertanyaan dari setiap tamu yang datang, terutama yang memiliki ketertarikan yang sama.
Tapi, nggak perlu khawatir kalau memang di hunian tempat tinggalmu sudah berdinding bata. Kamu bisa memilih tempat penyimpanan yang bersifat lepasan dengan tipe yang terbuka tanpa penggunaan pintu kabinet. Kelebihan dari rak yang terbuka ini, selain memudahkan untuk melihat koleksi yang dimiliki, tapi juga perawatannya lebih mudah. Kadang kalau tertutup, lebih rentan untuk terabaikan dan kualitasnya pun bisa menurun. Kecuali kalau koleksi yang dimiliki memang bersifat pecah-belah dan ingin terjaga dari jangkauan anak, rak yang tertutup dengan pintu kabinet bermaterialkan kaca bisa menjadi opsi.
Dengan sistem penyimpanan open-shelving yang isinya terlihat, pastinya kita juga bisa keep in track barang-barang apa saja yang sudah dimiliki supaya nggak membelinya secara berulang. Mungkin kalau area penyimpanan sudah terlalu penuh, bisa membatasi diri dalam membeli, hehehe…
Bini Fitriani yang menerapkan sistem ini pada area makannya, Dendy Darman pada ruang hobinya dan Widi Mulia dalam ruang keluarganya bisa menjadi inspirasi yang diaplikasikan di rumahmu juga. Kamu pun punya fleksibilitas dalam menentukan besaran setiap kotak dalam raknya dengan membuat rak secara custom. Disesuaikan dengan kebutuhan benda yang dimiliki, seperti contohnya koleksi piringan hitam yang memerlukan ukuran ruang yang lebih besar dari ukuran standar rak-rak buku. Dengan membawa ukuran yang diinginkan, tukang bisa membantu membuatkannya. Unless, you have the skills and tools to make your own!
Untuk para pencinta buku, color-coding jadi cara yang paling sering digunakan, seperti yang terlihat pada rumah Buneastri dan Asti Husain. Menyusun berdasarkan warna yang dipercaya memudahkan pencarian buku saat dibutuhkan. Begitu juga saat dikembalikan, bisa dengan mudahnya mengetahui letak awalnya. Secara visual memang jadi sangat enak dipandang dan jadi cara mengajarkan disiplin kepada anak, but in a fun way!
Koleksi lainnya yang bersifat serupa tapi tak sama bisa ditata dengan cara grouping pada suatu area tertentu. Dendy Darman mengaplikasikan sistem ini untuk koleksi cangkir dan piringnya dalam kabinet dapur. Pengelompokkan benda dengan fungsi yang sama, tapi ada perbedaan pada motifnya masing-masing. Bagi pencinta tanaman pun sepertinya sistem ini cukup populer, mengelompokkan koleksinya dalam satu sudut ruang atau menggunakan ambalan dinding khusus untuk koleksinya tersebut. Memudahkan saat butuh menyiramnya dalam satu waktu. Seperti koleksi hehijauan dan pot keramik pada hunian Almaviva, Rangga Kuzuma dan juga Bajalaras.
Dengan kuantitas yang belum terbilang banyak pun, dengan sistem penyimpanan seperti ini tetap bisa menjadikan area yang ditempatinya terlihat cantik karena antara satu sama lain tampak serasi.
Rak ambalan pada dinding ini pun bisa menjadi solusi untuk tetap menggunakan sistem penyimpanan terbuka tapi ingin terletak jauh dari jangkauan anak-anak. Terutama untuk benda-benda seperti figurin yang frekuensi pengambilan dan perawatannya nggak terlalu sering. Penempatan di dalam area kerja pun bisa menambahkan semangat selagi beraktivitas di dalamnya, mengingatkannya pada hal-hal yang memang disukainya selagi jenuh bekerja. Dengan penempatan yang cukup jauh dari jangkauan tangan, pastikan untuk membersihkan ambalannya secara berkala supaya bebas dari debu.
Setiap koleksi benda memiliki ceritanya tersendiri dan menjadi hal yang sentimentil bagi pemiliknya. Patut dijaga dengan baik tapi jangan sampai menjadi suatu hal yang merepotkan saat merawatnya. Jadi secantik apapun kamu ingin tampilan koleksinya terlihat, pastikan sistem dan penataannya nggak menyusahkan kamu kedepannya! Pilih sistem yang paling nyaman untuk dijalani, menjadikannya penyimpanan yang bisa dirapikan seefisien mungkin dan nggak menyita banyak waktumu…
Foto milik:
1. Feature image
Bini Fitriani
2. Inspirasi penataan koleksi pada dinding
Diana Rikasari, Widi Mulia, danĀ Rangga Kuzuma
3. Inspirasi penataan koleksi pada tangga
Diana Henry dan Almaviva
4. Inspirasi penataan koleksi pada rak multi-fungsi
Revano Satria
5. Sistem penataan koleksi pada rak terbuka
Bini Fitriani, Dendy Darman, dan Widi Mulia
6. Sistem penataan koleksi secara berkelompok
Dendy Darman, Rangga Kuzuma, Almaviva
7. Penataan koleksi pada rak ambalan
Apartment Therapy
Leave a Reply