Rumah yang sehat tidak harus besar dan mewah, salah satu syaratnya adalah memiliki pencahayaan dan penghawaan alami yang optimal. Nah, apa sih pencahayaan dan penghawaan alami itu? Bagaimana memaksimalkannya? Baca sampai tuntas, ya!
Sebelum nentuin style untuk rumah nih, ada hal penting lain dalam perencanaan yang harus dipenuhi yaitu rumah harus sehat. Yhaa! Siapa sih yang nggak kepengen tinggal di dalam rumah yang sehat? Rumah dengan pantulan cahaya matahari yang cukup sehingga ruangan terasa terang, ringan dan menyenangkan… Kemudian udara mengalir bebas dengan kelembaban yang pas jadi kita yang tinggal dan beraktivitas di dalamnya juga bakal merasa nyaman!
Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Pemanfaatan yang optimal dari sinar matahari ini bisa menghemat energi listrik yang menjadi sumber pencahayaan buatan di rumah. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang, perlu jendela yang ukurannya besar atau dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Meskipun sinar matahari terasa hangat dan menyenangkan, sinar matahari juga mengandung UV yang nggak baik untuk kesehatan. Selain itu, datangnya sinar matahari juga diikuti dengan peningkatan suhu. Jadi, dibutuhkan perencanaan pencahayaan alami yang baik supaya kita bisa mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dan mengurangi efek buruknya. Mengingat kita tinggal di iklim tropis yang kaya akan sinar matahari, kan…
Penghawaan Alami
Penghawaan alami adalah proses pertukaran udara di dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka seperti ventilasi (lubang angin), jendela dan pintu yang dapat dibuka-tutup sesuai kebutuhan. Menurut rekomendasi pemerintah untuk rumah tinggal sederhana, ruang-ruang minimal mendapatkan ventilasi seluas 5% dari luasan ruang.
Pertukaran udara di dalam bangunan itu penting banget untuk kesehatan kita. Aliran udara yang bergerak (angin) dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi penghuni rumah. Selain itu, di dalam bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas seperti memasak, mandi, dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam ruangan dan bikin ruangan terasa lembap apalagi kalau sirkulasi udaranya nggak lancar.
Memaksimalkan Pencahayaan dan Penghawaan Alami
Pernah nggak sih kepikiran kenapa jaman dahulu rumah-rumah kakek-nenek kita memiliki banyak bukaan, seperti jendela dan lubang angin berukuran besar? Dilengkapi dengan halaman depan, teras besar dan umumnya juga memiliki kemiringan atap yang signifikan. Sebenarnya ini adalah bentuk kearifan arsitektur lokal sebagai hasil adaptasi dengan iklim tropis Indonesia yang kaya akan sinar matahari dan memiliki curah hujan yang tinggi.
Tapi karena sekarang ini jaman dan cara hidup sudah berubah, kemudian kita juga menghadapi persoalan tingginya harga tanah dan keterbatasan lahan. Jadi, gimana caranya memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami supaya rumah masa kini tetap sehat?
1. Membuat lay out rumah yang sesuai kebutuhan dan dengan orientasi bangunan yang tepat.
Sebisa mungkin bukaan jendela menghadap kearah selatan atau utara supaya mendapat manfaat terang matahari tapi juga terhindar dari panas matahari langsung. Ingat yaa, pergerakan matahari adalah dari timur ke barat…
2. Memaksimalkan pencahayaan alami dengan menggunakan skylight
Skylight adalah jendela atau kaca yang berada di atap atau di dinding bagian atas yang berfungsi untuk memasukkan sinar matahari. Penggunaan skylight akan menarik karena dengan adanya limpahan cahaya matahari dari atas dengan sendirinya ruangan akan terasa lebih besar, ringan, segar dan menyenangkan.
Namun besaran skylight harus diperhitungkan dengan cermat karena di iklim Indonesia yang kaya sinar matahari dan tinggi curah hujan ini, penggunaan skylight dapat meningkatkan suhu panas di dalam bangunan. Juga, rawan bocor atau rembes ketika hujan lebat. Beberapa rumah yang menerapkan elemen ini seperti pasangan Nyanya + Ing dalam kamar tidurnya dan pasangan Mande + Ochy pada ruang keluarganya. Keduanya ingin memberikan pencahayaan alami yang cukup untuk koleksi tanaman indoor-nya.
3. Menerapkan sistem cross ventilation atau ventilasi silang
Sistem penghawaan ruangan ini ideal dan caranya adalah dengan membuat dua bukaan berupa jendela atau pintu yang letaknya saling berhadapan di dalam satu ruangan. Ventilasi ini bekerja dengan memanfaatkan perbedaan zona bertekanan tinggi dan rendah yang tercipta oleh udara. Perbedaan tekanan pada kedua sisi bangunan akan menarik udara segar memasuki bangunan dari satu sisi dan mendorong udara pengap keluar ruangan dari sisi lain.
Dengan sistem ventilasi silang yang baik dan benar, kamu bisa meningkatkan kualitas udara di rumah karena rumah akan terasa sejuk tanpa harus terus-terusan menggunakan AC, dengan sendirinya penggunaan energi pun lebih hemat. Ventilasi silang juga dapat mendorong keluarnya zat-zat kimia yang menumpuk di dalam rumah dan mengurangi kelembapan yang bisa menyebabkan tumbuhnya jamur. Namun untuk membuat sistem ventilasi silang yang tepat dan berhasil, kamu harus mempelajari dan menganalisa perhitungan jalur angin yang melewati bangunan kamu.
4. Membuat plafon dengan tinggi yang ideal
Konfigurasi tata letak jendela, pintu dan lubang angin suatu ruangan akan makin efektif kalau dilengkapi dengan ketinggian plafon yang tepat sebagai jalur sirkulasi udara. Umumnya orang akan membuat plafon di ketinggian 3 meter. Plafon juga digunakan untuk menangkal hawa panas dari atap jadi panas langsung dari atap nggak langsung masuk ke dalam ruangan.
5. Menggunakan material atap yang tepat
Sumber suhu dan hawa panas matahari paling banyak diterima oleh atap bangunan, makanya penting untuk menggunakan material atap bangunan yang nggak bisa menghantarkan panas juga memasang insulasi panas di bawah atap berupa lapisan aluminium dan glasswool supaya suhu di dalam rumah tetap sejuk.
6. Menanam banyak hehijauan
Fungsi hehijauan pada rumah penting banget dan nggak cuma untuk elemen dekorasi aja, lho! Salah satu fungsinya itu sebagai penurun suhu panas. Kalau memungkinkan, tanamlah pohon peneduh di halaman rumah seperti pohon ketapang kencana, janda merana (willow tree), mangga, palem, atau pohon tanjung. Pohon-pohon ini efektif menurunkan suhu panas matahari dan menghasilkan oksigen. Pohon peneduh juga bisa difungsikan sebagai pelindung (buffer) dari polusi udara dan peredam bunyi jadi cocok banget kalau ditanam di halaman depan rumah.
Segitu dulu ya penjelasan tentang pencahayaan dan penghawaan alami dalam rumah juga cara memaksimalkannya, semoga bermanfaat dalam rencana renovasi kamu. Happy renovating!
*Ilustrasi oleh Evelyn Gasman. Lulusan desain komunikasi visual. Ketertarikan tinggi pada seni rupa, branding, desain produk maupun interior. Sering menghabiskan hari-harinya di kedai kopi miliknya, KROMA. Anda bisa membaca kegiatan sehari-hari KROMA di buku hariannya.
Foto:
1. T House, denah menunjukkan arah angin dan sirkulasi udara
Archdaily
2. HOA House
Archdaily
3. Minimalist House/85 Design
Archdaily
4. DLH
Archdaily
rimona
17 October
keren banget, thankyouuuu