
Kapan terakhir kamu masak dan makan malam bersama keluarga?
Akhir-akhir ini saya sering merasa kalau waktu berlalu sangat cepat. Kita hidup di zaman yang apa-apa serba instan. Terbukti dengan banyaknya gerai fast food dibuka sekarang. Masak di rumah lalu makan malam bersama rasanya sangat jarang ditemukan. Jadi, begitu mendengar cerita Kania dan Ruben yang hobi memasak dan makan malam bersama keluarga, rasanya ingin ikut mengintip ke dalam dapur dan ruang makan mereka.
Bagi Ruben, jantung dari rumah mereka adalah dapur. Ada perasaan hangat ketika keluarga bisa berkumpul dan memasak bersama. Lalu makan bersama sembari berbagi cerita keseharian. Mengobrol tentang “ngapain aja hari ini?” pun jadi ritual yang menyenangkan. Kegiatan sederhana yang bisa menjadi momen quality time dan family bonding.
Memasak dengan Hati
Memasak adalah satu proses panjang yang setiap tahapannya menyenangkan. Dimulai dengan membeli bahan masakan. Kamu bisa mengajak orang tersayang untuk menyusuri lorong pasar atau supermarket di dekat rumah. Menurut saya lebih seru membeli di pasar tradisional karena selain membeli juga bisa berinteraksi dengan pedagang. Plus-nya kamu bisa berkonsultasi bahan-bahan untuk menu yang ingin kamu masak.
Kalau dari membeli bahan saja sudah seru, begitu juga dengan proses memasaknya. Bagi Ruben, memasak itu adalah kegiatan yang sakral. Setiap tahapannya perlu dihayati. Dari awal sadar apa saja bahan-bahan yang akan dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh kita. Memilih bahan-bahan yang baik dan sehat untuk tubuh juga sebagai bentuk mencintai diri sendiri dan orang tersayang.
“Lalu sebaiknya memasak menu apa?”
Kamu bisa membuat menu sederhana yang menjadi comfort foodmu atau menu baru yang belum kamu pernah coba. Jika ingin mencoba menu baru, kamu bisa bereksperimen bersama dan membuat momen memasak menjadi lebih seru (plus deg-degan karena tidak tau rasanya akan enak atau tidak)
Tapi tidak salah juga jika kamu ingin memasak menu sederhana dan yang menjadi andalan. Menu sederhana pun akan terasa spesial jika dimasak bersama. Seperti Ruben dan Lulla (anak perempuan Kania dan Ruben) yang membuat Fluffy Buttermilk Pancake, menu kesukaan keluarga mereka. Kamu bisa mengintip keseruan mereka di video Life at Home di channel youtube kami.
Pada akhirnya, semua proses memasak perlu melibatkan hati. Memasak dengan hati rasanya bisa membuat menu makanan apapun menjadi lebih enak. Juga dengan hati, membuat proses memasak yang sebetulnya ribet dan memakan waktu lama, bisa jadi momen menyenangkan, terapeutik, dan stress relief.
Mengapa Kita Harus Makan Malam Bersama
“Dinner’s ready!”
Siapa yang senang ketika mendengar kalimat ini? Membayangkan makanan tersusun rapi di atas meja makan. Berikut dengan dish set dengan desain yang lucu-lucu. Lengkap dengan aroma masakan yang memenuhi setiap sudut ruang makan. Wah membayangkannya saja saya sudah senang!
Percaya deh, home-cooked meal rasanya akan selalu lebih nikmat. Karena kita akan lebih bersyukur dan menghargai semua menu yang tersedia di meja makan, hasil karya berjam-jam berkutat di dapur. Rasanya tidak akan keberatan jika harus menghabiskan semua masakan yang ada meskipun perut sudah kenyang. Saling berbagi menu yang ada, dan biasanya ibu akan selalu menambahkan porsi nasi dan sayur di piring anak memastikan gizi anaknya cukup (rata-rata semua ibu begini, kan?)
Tapi ternyata tidak hanya tentang menyantap hidangan, ada obrolan santai di sela-sela suapan yang juga menjadi penting. Saling bertukar cerita aktivitas masing-masing. Ada cerita menyenangkan, lucu, dan mungkin juga sedih. Saling menguatkan dan memberikan semangat dan ya, yang seperti saya singgung sebelumnya makan malam bersama bisa menjadi ajang untuk family bonding. Setiap sesi makan malam akan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu setiap harinya.
Meja makan bisa jadi bentuknya memanjang atau lingkaran, dari bahan kayu atau plastik. Apapun desainnya, pada akhirnya meja makan menjadi simbol kebersamaan. Juga menjadi tempat kenangan dibuat. Tempat untuk masakan rumah yang lezat dan gelak tawa yang mengiringi.
Rumah Kania dan Ruben adalah salah satu rumah yang kami bahas di dalam #LLLovelyNestBook. Di buku ini, kamu bisa membaca cerita lengkap tentang rumah Kania dan Ruben juga tujuh rumah lainnya. Dapatkan buku Lovely Nest di Tokopedia atau klik foto di bawah ini:
Comments
Nike Prima
Hai, Messa. Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan pesan di sini. Iya, makan bersama rasanya sepele tapi ketika menjadi rutin akhirnya jadi salah satu value yang bisa begitu erat kita ingat sampai tua. :)
Messa
This is a very nice post :) saya dulunya tidak begitu senang memasak. But then time flies dan saya berusaha terus untuk masak dan sekarang akhirnya saya bisa bilang bahwa kegiatan memasak itu menyenangkan :) apalagi masak untuk keluarga kita sendiri :)
Dan ya, saya setuju kalo masak itu mesti pake hati :) biasanya saya berdoa dulu sebelum masak, agar Tuhan berkenan memberkati seluruh prosesnya :)
Thank you Livingloving and team, for writing this beautiful home journal :)