Mencari barang-barang dekorasi rumah yang diinginkan mungkin tidak terlalu sulit kalau kita tinggal di kota besar. Banyak toko furnitur dengan berbagai pilihan gaya desain. Tapi bagaimana bila tinggal di kota kecil? Kesulitan mendapatkan furnitur dan decorative items ternyata bukan halangan bagi Ayu dan Valdi untuk menghias rumah mereka di Cirebon dengan gaya American house. Cara mengakalinya? Dengan berburu barang saat travelling, dan ber-DIY ria dengan memperbaiki dan mengalihfungsikan barang lama. And that’s how they create a home that bring them happiness, Homepiness.
Ayu dan Valdi sama-sama menyukai dunia kreatif. Sejak kecil Ayu sudah suka musik, nyanyi, tari, dan handcrafting. Valdi pun sejak kecil aktif bermain musik. Dari mulai sahabatan di bangku SMP, mereka berdua aktif di paduan suara dan marching band. Sebagai lulusan DKV, Ayu bekerja sebagai graphic designer, sedangkan Valdi lulusan IT yang sekarang menggeluti bisnis keluarga di bidang konstruksi. Di luar pekerjaan utama masing-masing, mereka punya bisnis desain di bidang party stationery dan home décor bernama Pretty Little Party. Berikut ini obrolan kami dengan Ayu dan Valdi.
3 kata yang mendeskripsikan diri kalian?
quirky, cheerful, creative
Boleh ceritakan tentang konsep rumah kamu? Apakah ada satu tema besar atau merupakan gabungan dari beberapa tema?
Tema Homepiness itu American house with a twist. Sejak lama saya suka banget sama American house, yang kemudian saya tularkan ke Valdi, haha. Namun kami juga ingin ambience rumah ini menggambarkan sesuatu yang kami banget. Jadilah konsep American house dengan twist yang mengadaptasi karakter kami berdua.
Apakah kalian berdua sudah memiliki konsep yang sama dari awal? Bila tidak, bagaimana cara kalian saling berkompromi?
Kami sudah sama-sama ngebet mau American House sebelum berencana untuk membeli dan membangun rumah. Jadi ketika sudah ada tanah dan siap untuk bangun rumah, kami sudah bulat tekad banget untuk bikin American House. Namun tetap ada beberapa spot di homepiness yang jadinya Valdi banget, ada pula yang saya banget sebagai bentuk kompromi kami.
Contohnya di area servis dibuat dengan gaya industrial, karena valdi suka industrial design. Sedangkan warna-warna dinding yang pastel dan ornamen floral di tirai atau sofa itu berasal dari kesukaan saya pada something sweet dan palet warna pastel. Valdi suka sekali dengan Harry Potter dan ruang rahasia, jadi deh ada hidden study room dan Harry Potter styled bathroom.
Dimana biasanya kamu mendapat inspirasi untuk mendekorasi rumah kamu?
Mostly pinterest! Selain itu juga dari website dan blog design/ interior. Memang sih kebanyakan dari luar mengingat American style ini masih belum terlalu poluler di Indonesia.
Bagaimanakah proses kamu mendekor rumah terutama di area ruang tengah?
Sejak awal kami sudah punya prinsip, “Our living room is the epicentrum of Homepiness”. Jadi ruang keluarga kami jadikan sebagai pusat aktivitas di rumah. Kami sadar betul bahwa untuk mendukung itu semua, kami butuh cahaya dan sirkulasi udara yang baik. Jadi sejak awal, kami sudah berpesan ke arsitek untuk membuat ruang tamu yang banyak bukaannya supaya banyak angin dan cahaya matahari yang masuk. Jadi betah berlama-lama, deh..hehehe.
Kami juga request agar ruang tamu dibuat cukup luas untuk beraktivitas, tapi juga tidak terlalu besar supaya tetap terasa hangat dan nyaman kalau kumpul-kumpul.
Untuk interiornya, semua desain kami kerjakan sendiri. Kami banyak diskusi, browsing, bikin moodboard, ber-DIY project, sampe ngayal bareng. Ternyata men-design rumah berdua itu malah asik banget loh! Kuncinya adalah banyak komunikasi, stick to the concept, membuat daftar hal-hal yang kami suka lalu memilih mana yang bisa masuk dengan konsep utama. Jangan lupa juga untuk mempertimbangkan fungsi dan kenyamanan, jadi buka cuma sekadar cantik tampilannya saja.
Di mana kamu biasanya mendapatkan furnitur dan barang-barang dekorasi, mengingat kalian tidak tinggal di kota besar?
Nah ini bagian serunya! Furnitur maupun barang-barang dekor kami ini banyak didapat dari travelling. Kami memang suka travel, jadi kemanapun kami pergi baik di dalam negeri maupun luar negeri, kami hampir selalu menyempatkan untuk ke tempat-tempat yang menjual furnitur/ home décor, atau ke flea market.
Furnitur dan benda dekorasi yang kami punya itu kebanyakan belinya sudah sejak lama, jadi dari rumahnya belum ada pun kami udah mulai hunting barang. Karena sudah tahu dari awal konsepnya seperti apa, jadi kami sudah bisa memvisualisasikan di otak kami, barang seperti apa yang kami mau.
Keuntungannya, kami bisa nemu barang yang unik dan langka sekaligus bisa banyak berhemat (kalaa beri barang sale). Kami juga jadi nggak dikejar deadline dalam mengisi rumah, dan kami tidak membatasi diri ke opsi seadanya yang tersedia di tempat kami.
Selain itu, banyak juga furniture yang kami beli di IKEA, lalu pulang dengan mobil penuh sesak. Sampai lemari baju dan ranjang pun kami bela-belain harus muat di mobil :D Tapi kalo yang nggak bisa ke IKEA, sekarang banyak juga kok jasa titip/ personal shopper yang bisa bantu.
Trik lainnya, bikin sendiri barang yang masih bisa kami bikin. Yep, do a lot of DIY Project! It’s super fun, hemat, dan senang plus puas banget kalo lihat hasil jadinya. Inspirasi untuk DIY project banyak kok di website-website, termasuk di Living Loving!
Kami sangat senang bagaimana kamu memperhatikan setiap detail di rumah kamu, boleh berbagi soal tips kamu mendekor rumah?
Iya, saya memang detail-oriented hehehe. Just be creative, imaginative, and visionary. Jangan takut berimajinasi dan coba mix and match. Kadang sebuah barang itu kalo dilihat sekilas bias tampak biasa, tapi bisa jadi cakep banget kalo kami pasangkan dengan sesuatu yang lainnya. Kadang barang bekas itu kelihatannya nggak berguna dan jelek, tapi kalo di repurposed atau dikombinasikan dengan barang baru, bisa jadi sesuatu yang unik banget.
Tips lainnya, konsisten dengan konsep awal. Tren design itu bakal berganti-ganti, bakal banyak style/ tren/ produk baru yang bakal nge-hits. Jangan memaksa diri mengikuti tren kalo memang tidak cocok dengan konsep kamu, karena kalau menurut kami styling itu harus total, nggak nanggung atau belang-belang. Don’t forget to pay attention to details, baru deh mood yang diharapkan itu bisa terbentuk.
Seperti apa kegiatan kalian di rumah saat akhir pekan?
Kami menerapkan 2-to-5 rules. Mengingat saat hari kerja itu kami jarang di rumah, jadi weekend kami manfaatkan untuk banyak di rumah. Setiap minggu jam 2 siang – 5 sore itu kami harus ada di rumah. Jam itu dipilih karena memang termasuk golden hour-nya Homepiness. Matahari tidak terlalu terik, angin banyak bertiup-tiup masuk ke dalam rumah, jadi pas banget untuk santai di rumah.
Kegiatannya, biasanya Valdi berkebun, dan saya mengulik desain untuk Pretty Little Party atau untuk dekor rumah. Bisa juga diisi dengan ber-DIY bareng, marathon nonton film serial, atau malah cuma baca-baca santai.
There are lots of peach and turqoise, bagaimana cara kalian menentukan warna di setiap ruangan?
Sejak awal pada saat kami membuat mood board itu sudah menentukan color palette: White, Turquoise, Peach, Taupe. Turquoise dan peach itu memang warna kesukaan saya. Selain itu saya memang suka warna-warna pastel. Dari situ baru diterapkan ke warna dinding yang pastel, furniture yang mostly white, dan baru akhirnya ke detail-detail kecil lainnya.
Interior rumah kalian sangat unik. Bagaimana cara kalian mengkomunikasikan keinginan kepada tukang supaya hasilnya sesuai dengan apa yang kalian rencanakan?
Komunikasi dengan tukang itu peran Valdi. Caranya itu ketika berdiskusi kami juga menyertakan sketch gambar tangan kami/ gambar dari internet, sebisa mungkin detail sampai ke ukurannya. Kalau ada bagian yang sangat detail, seperti bentuk gagang atau bentuk lis, itu kami gambarkan/ kasih foto referensi.
Selama proses pengerjaan juga harus sering dipantau. Rasanya susah ya kalau sepenuhnya ditinggal dan baru dlihat lagi ketika sudah finished. Kebetulan lokasi rumah kami dengan kantor Valdi itu dekat banget, cukup jalan kaki, jadi bisa sempat-sempatkan waktu untuk menengok.
Apakah kalian mengerjakannya repurpose furniture sendiri atau ada tukang kepercayaan yang membantu mewujudkannya?
Betul, barang repurpose kami lumayan banyak. Luckily, ada tukang yang cocok banget sama kami, detail, rapih, dan banyak akal untuk mengakali ini dan itu. Jadi kami banyak banget dibantu oleh sang bapak tukang kayu yang luar biasa itu :D Tapi selain itu, ada juga beberapa bagian yang dikerjakan sendiri seperti misalnya mengecat.
Tampaknya kalian banyak mengambil unsur film dan TV show serta hal-hal yang kalian sukai dalam menentukan tema ruangan ya?
Iya, kesukaan kami di serial dan film itu cukup searah, jadi mengalir begitu saja sih ide nya. Ada bidang kosong, sepertinya bisa dihias dengan quotes favourite yang ada di film, hayuk!
Selain film, ada juga bagian yang asalnya dari hobi, seperti lantai di area service yang di cat seperti runway airport itu karena Valdi has such a thing about aviation. Lalu ada Gallery wall yang isinya hasil foto-foto jepretan Valdi, baik saat kami travelling maupun bukan. Walaupun itu hobi Valdi, I’m totally on board with the idea.
Begitu pula dengan poster grafis, motif-motif floral, atau hiasan pompom yang sebenernya kalo dipikir-pikir itu kan cewe banget, Valdi juga setuju kok. Intinya kami mau rumah ini bisa jadi wadah kami bebas jadi diri kami sendiri, asal tetap berpegang dengan konsep rumahnya.
For Ayu and Valdi, a home should be…
A comfort place to welcome you even after a very long day, a peaceful place where you can put all the worries to rest, a playful place in which your crazy idea become reality, a very own place to be our very own selves.
Thank you, Ayu & Valdi for sharing your stories about Homepiness. Kami juga senang baca tips dari kalian soal memilih pencahayaan untuk di rumah. Can’t wait to see your next DIY project! ;D
*all photos courtesy of Ayu & Valdi
Hamzah Rais
6 October
Keren nih! Thanks Miranti for this inspiring articles.
Erny Kurnia
7 October
I am a fans of homepiness ? cakep banget ih.