Semua nggak bisa kita nilai hanya dari apa yang kita lihat di berita atau film-film, mungkin itu hanya cuplikan-cuplikan kecil dari gambaran yang sebenarnya besar banget. Dita atau yang sering kami panggil Mamin ini, kami kenal sebagai seorang ilustrator yang sangat kreatif. Senang bereksperimen dalam hal-hal yang berbau craft.
Pindah dari Jakarta dan sempat menetap di Kuwait selama 7 tahun, Mamin dan keluarganya jadi deg-degan saat dapat kabar akan pindah ke kota New York. Segala macam pikiran bercampur-aduk karena mereka yakin budaya yang akan mereka temui bakalan beda. Akhirnya mereka beranikan diri dan ternyata 3 tahun saja sudah cukup membuat mereka jatuh cinta dengan kota yang disebut Big Apple ini.
Selain menjadi role model untuk ketiga anaknya, Mamin juga menginspirasi sekitarnya lewat karya-karya ilustrasinya yang dijadikan produk dan juga membuat berbagai kerajinan tangan lainnya. Nggak disangka kota ini memfasilitasi semua kebutuhan Mamin dalam mencoba segala media seni. Alhasil, nggak pernah bosan dengan kesehariannya di NYC. Suasana kotanya yang dinamis juga bikin dia selalu bersemangat setiap beraktifitas.
Ceritakan dong tentang tempat tinggal dan keseharianmu sekarang…
Saat ini saya berdomisili di New York City, setelah sebelumnya kami sekeluarga merantau selama 7 tahun ke Kuwait. Berada di New York tidak pernah ada dalam mimpi kami. Kota yang konon tidak pernah tidur ini jauh dari tujuan dan impian kami. Terlalu muluk untuk memikirkan bisa menginjakkan kaki di Amerika. Tapi nasib berkata lain, kesempatan untuk berkarya justru datang dari New York. Yang terbayang saat itu adalah kota kosmopolitan yang mewah sekaligus rawan kejahatan seperti yang sering kita lihat di film-film.
Di satu sisi kami merasa excited, di sisi lain juga cemas dan was-was bakal seperti apa hidup di New York City. Kesan yang tergambarkan itu adalah kota yang tidak pernah tidur, kejam dan angkuh. Tapi kami tidak boleh memanjakan ketakutan itu kalau kami mau maju. Maka Bismillah, berangkatlah kami merantau ke NYC. Nyatanya setalah 3 tahun bermukim di sini, setiap hari ada saja yang membuat kami jatuh cinta dengan kota ini. Atmosfir kotanya, tata kota dengan bangunan-bangunan tuanya, vibes-nya, pace kehidupannya yang cepat (buat sebagian orang ini nggak menyenangkan, tapi bagi kami ini seperti hidup di lingkungan yang sangat dinamis), museumnya, tamannya, makanannya, pertunjukan seninya, kehidupan individunya yang nyatanya sering lebih ramah daripada di tanah air sendiri, dan juga gaya individu yang sangat ekspresif. Jadi nggak pernah malu-malu untuk mengekspresikan diri. Nggak ada orang yang judgemental melihat penampilan kita. Orang lain pun tak pernah sungkan mengekspresikan pujian.
Seorang individu benar-benar dihargai kemampuannya tanpa memandang ras, etnik dan agamanya. Toko buku, toko art & craft, dan lain-lain sampai membuat kami overwhelmed. Karena mau apa-apa bisa. Mau kursus ini atau mau workshop itu semua ada fasilitasnya. Buat kami, kota ini cocok sekali untuk yang berkecimpung di bidang seni. Bakat-bakat seni itu sangat mudah difasilitasi. NY juga bukan negara bagian yang rasis, karena hampir sebagian besar isinya pendatang atau imigran. Benar-benar sebuah melting pot.
Apa sih 5 hal yang kamu sukai dari tempat tinggalmu dan lingkungan sekitarnya?
Vibes atau suasananya. Kota ini begitu memikat dengan energi kreatifnya. Kalau kamu tinggal di sini dan berkecimpung di bidang kreatif, kamu akan bisa merasakannya. Sampai kamu bisa bilang, “kota ini benar-benar gue banget.” Saat sudah tinggal di NYC, malah lebih paham betapa kota ini nggak palsu dan glamor. Justru lebih manusiawi. Tiap individu bisa berkembang jadi individu yang apa adanya. Kota ini sangat tulus menghargai skill dan bakat seseorang.
Pedestrian dan transportasi umum. Nggak perlu punya mobil, fasilitas transportasi umum sangat memadai. Ke mana-mana jalan kaki, naik bis atau kereta. Pejalan kaki sangat dihormati di sini. Di sini nggak ada social pressure atau gengsi. Nggak ada pamer tas mahal atau mobil bagus.
Taman. Satu hal yang mungkin akan kami rindukan suatu saat nanti adalah taman-taman kota. Di NYC, dimanapun kamu berada, taman itu pasti ada. Entah besar, entah kecil. Satu kegiatan murah-meriah yang kami suka adalah piknik di taman sambil menggambar. Sudah menjadi kegiatan rutin kami tiap akhir pekan.
Makanan. Yes! Ini dia! Karena kota ini isinya kebanyakan imigran, mau cari makanan dari negara mana saja pasti ada. Termasuk makanan Indonesia. Hampir semua makanan Indonesia ada penjualnya di sini.
Toko perlengkapan seni rupa. Ini surga! Sepertinya hampir di tiap sudut kota ada toko art & craft yang besar. Kami begitu dimanjakan dengan adanya toko-toko ini, seperti Michaels Store. Jadi mau eksperimen apa aja bisa.
Kalau kegiatan yang paling kamu sukai atau tempat yang sering kamu kunjungi di waktu luang atau di akhir pekan apa saja?
Selain menghabiskan waktu di taman, kami juga sering berburu ke flea market dan thrift store. NYC punya beberapa pasar loak dan toko barang bekas yang menarik, seperti Chelsea Flea, Hell’s Kitchen Flea dan Brooklyn Flea. Yang lebih seru lagi, kami suka pergi ke luar kota untuk berburu flea market di daerah-daerah tertentu seperti di Tarrytown atau Nyack.
Apakah di New York ada hidden gem favoritmu yang jarang dikunjungi turis?
Ini juga banyak. Sebenarnya banyak restoran dan toko-toko favorit kami yang justru enak-enak dan bagus-bagus tapi jauh dari radar turis. Tapi, ya, memang bukan di daerah-daerah ramai. Apalagi toko-toko barang bekas di daerah-daerah pinggiran. Tips dari saya, saat ada di NYC coba pergunakan aplikasi yelp untuk mencari tempat-tempat makan dan toko-toko unik di NY. Dari situ bisa terlihat ulasan dan nilai dari tempat yang dimaksud, sehingga mudah bagi kita untuk memutuskan. Atau jika ada dari kalian yang berkesempatan main ke NY, saya akan dengan senang hati menunjukkannya.
Apa cara kamu mengobati rasa kangenmu dengan kampung halamanmu sendiri?
Hmm, apa ya? Mungkin karena kami sudah lama merantau dan sudah 10 tahun nggak tinggal di Indonesia, rasa kangen itu udah nggak kayak tersayat-sayat seperti di tahun pertama. Biasanya kan yang bikin kangen itu makanan, kan, ya? Selain keluarga tentunya. Kalau makanan sudah sangat terobati banget. Makanan khas Indonesia ada semua di sini. Kalaupun nggak ada, bahan baku untuk bikin masakan Indonesia juga banyak banget. Ada beberapa toko yang menjual bahan baku pangan Indonesia. Sambel roa judes, pete, jengkol, kerupuk aci, bumbu pecel, bakso, kluwak untuk bikin rawon… ada semua!
Apa makanan khas yang paling kamu sukai dan harus kami coba kalau berkunjung kesana?
Banyakkkkkkkkkkkkkkkkk! Hahaha… Tinggal di NYC membuat lidah kamu bersahabat dengan masakan-masakan dari negara lain. Makanan Peru, Nepal, Korea, Amerika Latin, Afrika, Cina dan Indonesia. Makanan khas Amerika malah membosankan buat kami, hahaha…
Kalau mau menikmati pemandangan alam, menurutmu spot yang terbaik ada dimana?
Upstate NY. Hampir kebanyakan pemandangan di upstate NY itu bagus kok. Kami suka ke Bear Mountain atau main ke Sleepy Hollow.
Menurutmu, fasilitas atau tempat-tempat publik di New York kid-friendly nggak?
Hampir semua fasilitas publi di sini itu kid-friendly kok… asik kan? Kota ini ramah, kok, buat anak-anak.
Dimana saja tempat-tempat yang kamu rekomendasikan untuk membawa anak jalan-jalan?
Taman udah pasti. Museum sangat banyak pilihannya. Akuarium dan juga amusement park. Kalau sudah musim gugur bisa diajak memetik apel atau ke perkebunan labu. Pilihan kegiatannya sangat banyak. Kami juga bisa subscribe ke mailing list tertentu untuk mendapatkan informasi kegiatan-kegiatan mingguan untuk anak-anak.
Kalau ada teman yang berkunjung, suka kamu bawa jalan-jalan kemana saja dan kenapa?
Biasanya saya bawa jalan menjauhi daerah-daerah turis. Jalan kaki atau naik subway. Jangan naik taksi atau uber kalau kamu mau menikmati kota ini, supaya bisa merasakan jadi the real New Yorker. Nggak melulu di tengah Manhattan. Yang pasti akan saya ajak ke Central Park, inipun ke daerah yang jarang dikunjungi turis. Karena sebenarnya Central Park itu luas dan punya beberapa spot yang sangat cantik tapi banyak orang nggak tau. Spot ini terletak dari Upper East Side ke atas sampai ke arah Harlem.
Dimana saja destinasi favorit kamu untuk berlibur di Amerika?
Saya baru pernah ke Boston, Washington dan San Fransisco. Yang paling saya sukai itu San Fransisco. Suasananya mirip NYC tapi pace kehidupannya lebih pelan. Saya juga suka kota ini karena isinya imigran semua. Boston dan Washington terlalu kalem buat saya, hahaha…
Menurutmu kapan sih saat yang tepat untuk berlibur ke Amerika?
Spring & Fall. Kenapa nggak pas musim salju? Saya nggak rekomen di musim salju karena jalan-jalan saat bersalju itu nggak asik, hahaha… Apalagi buat tubuh-tubuh tropis yang nggak terbiasa dingin, jadinya malah menyiksa. Memang bagus suasana kotanya dengan lampu-lampu natal tapi akan jadi sangat melelahkan apalagi kalau bawa anak kecil. Summer? Panas! Karena kami di sini ke mana-mana harus jalan kaki dan naik transportasi umum, panas ini terasa sekali. Jadi memang sering bikin nggak nyaman. Nah, kalau musim semi dan musim gugur itu udaranya enak, adem. Buat foto-foto juga cakep. Buat bergaya juga oke karena kostum nggak perlu seperti saat musim dingin yang pakai baju berlapis-lapis. Kalau musim gugur bisa jalan-jalan ke luar kota dikit lihat daun-daun kuning-merah berguguran.
Terima kasih Mamin, sudah mengajak kami melihat keseharian dan lingkungan sekitarnya yang sudah memberikan Mamin inspirasi dalam berkarya akhir-akhir ini. Ternyata apa yang dilihat di televisi atau didengar lewat berita itu nggak bisa selalu diterima mentah-mentah. Buktinya, banyak hal positif yang Mamin rasakan selama tinggalnya di kota ini. Keep inspiring, Mamin!
adynura
27 October
Mamin ini istrinya Pinot kah?soalnya di beberapa foto kayak lihat om Pinot?hehe… maaf kalo salah lihat.
adynura
27 October
Jadi pengen ke New York, ketemu Om Casey Neistat juga boleh deh, hehe.
Dita
28 October
Iya betul ;)
asbiansa
28 October
iya anda benar