
Kamu pernah dengar istilah jammin’ di mana beberapa musisi bergabung dan membuat karya bersama? Nah, Sabtu, 24 Oktober 2015 lalu kami diundang ke acara bernama Tenun Jam. Konsep dasarnya mirip dengan jam ala musisi, tapi participants-nya justru orang dengan berbagai latar belakang. Tujuan dari acara ini memang untuk mengumpulkan ide-ide segar untuk membantu mama-mama di Kupang, Nusa Tenggara Timur meningkatkan penjualan produk berbahan kain tenun mereka. Kami senang sekali dengan ide Tenun Jam bahwa berkontribusi juga nggak hanya dalam bentuk donasi saja, tapi bisa dengan ide dan ilmu yang kita punya.
Tenun Jam yang diadakan di Coworkinc, Kemang ini dibuat oleh Gerakan Tenunkoe. Acara seharian penuh ini diikuti oleh empat kelompok yang telah lolos seleksi sebelumnya, Naubina, Kai Ne’e , Sehati dan Ie Hari. Nama-nama kelompok tersebut memang diambil oleh nama kelompok pengrajin tenun di Kupang. Kebetulan, Nike mewakili Living Loving untuk menjadi salah satu panelis di acara ini bersama Ibu Indrasti Maria Agustiana dari Gerakan Yayasana Satu Karsa Karya dan Gerakan Tenunkoe, Mba Chitra Subyakto, founder dari Sejauh Mata Memandang dan Patricia Rivai, fashion stylist dari majalah Nylon.
Para peserta melalui beberapa tahap sebelum mempresentasikan prototype produk mereka. Setiap kelompok juga dipandu oleh seorang fasilitator untuk membantu para peserta berdiskusi, memvisualisasikan ide hingga menyusun presentasi dan membuat prototype.
Selama sekitar enam jam masing-masing kelompok berdiskusi dan menyusun presentasi. Jujur, kami senang sekali sekaligus kagum lho melihat semangat teman-teman mengkontribusikan ilmu dan idenya sepanjang acara.
Pada sore hari, presentasi dimulai. Kelompok pertama yang presentasi adalah kelompok Naubina, ide kelompok ini mengarah pada konsep personal touch. Kelompok Naubina memilih strap dan clutch yang dikombinasikan dengan denim untuk dipresetasikan sebagai hasil diskusi mereka. Uniknya, kelompok Naubina menamai clutch mereka “Kembo” yang mewakili ide mereka untuk membuat personalize product, jadi diharapkan customer dapat menulis nama yang mereka inginkan pada produk berbahan tenun tersebut. Selain digunakan untuk mempermudah membawa kamera, strap tersebut juga dapat dipakai bersamaan dengan clutch.
Kelompok selanjutnya yaitu Ie Hari. Konsep yang diangkat oleh Ie Hari adalah produk yang useful dan togetherness. Menurut Ie Hari, mama-mama kupang memerlukan konsep produk yang tidak harus menggunakan kemampuan menjahit yang rumit, jadi Ie Hari membawakan prototype berupa jam dinding, lampu tidur, cup holder, dan lainnya yang memang dalam pembuatannya tidak perlu banyak dibutuhkan jahitan.
Kelompok ketiga yang mempresentasikan hasil brain storming-nya yaitu Sehati. Konsep yang dirancang oleh Sehati memang unik dan berbeda dari kelompok lainnya, karena Sehati membuat konsep gerakan lain untuk mendukung Gerakan Tenunkoe membantu memasarkan dan menjual produk mama-mama Kupang. Gerakan untuk mengumpulkan sisa kain apapun untuk dibuat produk dengan dikombinasikan dengan kain tenun. Kemudian produk yang dipasarkan adalah sebuah paket DIY (do it yourself) berupa kotak berisi kain sisa dan barcode yang jika di-scan akan tersambung pada video tutorial produk. Bahan-bahan yang ada di dalam paket tersebut juga memungkinkan untuk dibuat berbagai macam kreasi.
Kelompok terakhir yaitu Kai Ne’e. Konsep yang di berikan kelompok ini adalah produk yang bertema winter sehingga dapat menyentuh pasar luar negeri, yaitu bed throw. Itu kenapa Kai Ne’e memutuskan untuk fokus pada produk dengan level premium.
Setelah presentasi dari keempat kelompok selesai, waktunya mengumumkan kelompok favorit menurut peserta dan kelompok pemenang menurut panelis, dan pilihan jatuh pada Ie Hari. Sementara, Naubina dengan produk Kembo yang berhasil mendapatkan vote terbanyak pada kategori kelompok terfavorit. Yeay!
Terimakasih Gerakan Tenunkoe yang sudah mengajak kami berpartisipasi di acara Tenun Jam. Terimakasih juga untuk Dyana Savina dan Maesy Angelina dari Mampu. Kami juga salut sekali dengan peserta yang mau berbagi satu hari akhir pekannya untuk para mama di Kupang. Semoga semakin banyak acara seperti ini, karena berarti kesempatan kita untuk memberikan kontribusi pun semakin variatif.
Leave a Reply