Minggu lalu, di sela kepadatan dan kehebohan saya dengan Living Loving, dan suami saya dengan pekerjaannya yang nggak abis-abis. Kami berdua memutuskan untuk “kabur” sejenak dari keriuhan itu dan bersantai bersama anak di Bali. Dua malam memang waktu yang super singkat, tapi liburan kilat ini benar-benar seperti mood booster buat kami.

Jujur, kadang (kalau lagi mellow..ihik) saya suka merasa iri dengan teman-teman sekitar saya yang bisa punya waktu cukup banyak untuk dihabiskan bersama keluarga intinya. Waktu yang begitu berharga setiap hari saat mereka bisa ngobrol santai atau sekadar nonton serial favorit saat anak sudah tidur. Menghabiskan waktu akhir pekan di rumah saja sambil goler-goler seharian di depan TV. Buat saya dan suami, momen seperti ini mewah banget. Kami harus benar-benar menciptakannya supaya itu bisa terjadi.

Saya dan Living Loving sendiri mungkin punya waktu lebih fleksibel saat hari kerja. Tapi saat weekend, terutama Sabtu, biasanya ada workshop atau event lain. Begitu juga dengan suami, pas hari kerja itu jadwalnya padat merayap jadi biasanya pulang di atas jam 10 malam. Saat weekend juga suka ada shooting atau meeting (atau grading, voice recording, editing…ya atau istilah-istilah production house lainnya, hahaha).  Kalau pas dia sedang bebas tugas di weekend, eh saya malah sibuk workshop. Jadwal kami, kalau kata orang Jawa, sering nggak gathuk.

Itu kenapa sekitar pertengahan Februari lalu, saat kami berbagi jadwal kami sebulan kedepan, kami jadi ketawa gelo sendiri. Soalnya bingung kapan ya bisa bener-bener punya waktu santai buat bertiga. Akhirnya muncul deh ide liburan sekejap ini dan kami berdua rela menggeser dan menyesuaikan ini dan itu supaya rencana sederhana ini terjadi. Iya sederhana, karena isinya cuma mau berenang di hotel, ke pantai, makan siang enak dan santai-santai di kamar hotel.

Jadi kami pun berbagi tugas. Saya cari hotel dan Baba mengurus urusan penerbangan. Setelah survei singkat mencari hotel yang cocok buat keluarga di daerah Nusa Dua. Pilihan kembali jatuh ke Courtyard Marriott yang sebelumnya kami kunjungi dua tahun lalu. JADI, berangkatlah kami di hari Minggu pagi, hanya selang beberapa jam setelah kehebohan Afternoon Delight selesai.

Kami sampai di Bali sekitar jam 12 siang karena pesawat kami berangkat lebih Kenapa kami pilih hotel ini? Kamarnya nyaman dan cukup luas, bersih, kolam renangnya yang besar dengan pohon-pohon rindangnya selalu bikin jatuh cinta, dekat dengan pantai, dan ada kids club-nya. Jadi ada kesempatan buat Baba dan Ibunya berdua, tapi Kira juga tetap senang bisa puas bermain (meski kenyataannya anaknya bangun siang terus mau sama kami terus jadi ya nggak ke Kids Club, haha)

Hari pertama kami dihabiskan nyaris di hotel saja. Dari mulai makan siang, karena sudah terlalu malas keluar. Lalu sore hari nggak sukses ngajak Kira liat sunset karena anaknya maunya berenang di hotel. Malamnya deh baru keluar sebentar buat makan di restoran yang jaraknya hanya 10 menit dari hotel. Kembali ke hotel dan istirahat, deh. Sambil tetap woro-woro ke Kira tentang rencana besok.

Urusan komunikasi ke anak ini juga sempat skip. Saya lupa..lupa kalau anak kami ini harus selalu dikasih ancang-ancang berupa rencana yang jelas minimal  banget 1-2 hari sebelum hari H. Jangankan acara yang sifatnya khusus, rutinitas kayak sarapan lalu mandi pagi saja harus pakai woro-woro dulu karena dia butuh waktu cukup untuk transisi kegiatan.

Oya, saat kami check in hotel. Ternyata kamar kami diupgrade. Nggak tau juga alasannya apa, jadi kami dapat kamar dengan pemandangan kolam renang dan kamar mandi yang lebih luas dibanding kamar kami sebelumnya. Kamar kali ini juga suasananya lebih terang dan nyaman dibanding kamar yang pernah kami tempati dua tahun lalu. Seingat saya dulu lantainya kayu berwarna agak gelap, tapi sekarang ubin tanpa karpet. Tempat tidur kami nggak terlalu besar, kalau nggak salah ukuran queen. Untungnya kami biasa bertahun-tahun tidur bertiga di kasur ukuran 150an cm (dengan ukuran badan kami yang hmmm nggak mungil-mungil amat).

Kamar mandinya lumayan luas jadi bisa hemat waktu. Ada bath tub, area kering yang isinya wastafel dan cermin yang cukup luas, toilet dan shower area. Jadi, pas Kira masih mau berendam di bath tub, saya bisa mandi di shower box. Selain itu, di kamar ada balkon yang cukup lapang juga kalau untuk sekadar duduk santai sambil ngeteh.

Kolam renang memang daya tarik utama hotel ini. Panjang seperti sungai dan lumayan luas. Dikelilingi pohon dan tanaman yang rimbun pula. Cuaca Bali yang lumayan cerah sepanjang siang pun jadi nggak terlalu terasa. Kalau bukan karena Baba dan Ibunya ada rencana lain, Kira pasti nggak keberatan tinggal di hotel sepanjang liburan.

Besoknya kami melipir sedikit ke daerah Kuta dan Seminyak dengan agenda yang nggak ambisius. Makan siang di restoran langganan Baba, Bubba Gump di Kuta. Lalu ke toko/kafe yang sudah lama ingin saya datangi, Kim Soo.

Buat yang suka dengan gaya interior dan dekorasi bohemian, akan suka dengan toko ini. TAPI buat yang suka dengan gaya simpel mungkin juga bisa senang dengan produk-produk yang mereka tawarkan. Rasanya nih kayak ketemu toko yang bergaya bohemian  tapi tidak terasa ramai dan berat. Selama ini dekorasi bergaya bohemian itu kebanyakan buat saya cenderung banyak warna dan penuh detail. Padahal ornamen bergaya ini bisa menambah hangat sebuah ruangan. Nah, di Kim Soo ini bisa menjaga gaya produknya tetap unik dengan detil yang menarik namun tetap simpel. Saya sendiri membeli 1 buah marble tray berwarna abu-abu. Tempatnya sendiri pun menyenangkan, mengingatkan dengan mimpi liburan di Santorini (aminin saja, ya).

Sorenya, kami habiskan di pantai favorit, Pantai Mengiat yang lokasinya lima menit dari hotel dan memang salah satu fasilitas Courtyard.

Setelah itu kami pulang untuk bebersih sebentar lalu makan malam bersama di restoran Jepang, Hakube di Westin Resorts yang letaknya hanya sepuluh menit dari hotel.

Besoknya pun kami kembali ke Jakarta dengan hati ringan buat menjalani sederet aktivitas lagi. Awalnya saya sempat mikir, pas nanti selesai liburan bakal merasa lelah banget nggak, yah. Tapi karena agenda kami selama libur juga nggak muluk-muluk, jadi saat selesai pun nggak terasa capek kayak biasa kalau kami pulang liburan. Malah jadi lebih semangat saat kerja. So, I gotta to say that those 3 days 2 nights short escape slash wedding anniversary trip was worth it.

Deluxe king room photo courtesy of Courtyard Marriott Hotel.

 

 

Suka menulis dan hobi menggambar rumah serta denahnya sejak kecil. Nike membuat Living Loving untuk mengembalikan dan mengembangkan kecintaannya akan menulis dan minatnya akan rumah, dekorasi dan desain. Mulai membuat website dan blog sendiri sejak 2000, mengkoleksi dan berbagi cerita selalu jadi bagian penting dalam hidupnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: