
A city with a good good vibe. Saat memutuskan untuk berlibur ke Melbourne, jujur kami belum ada bayangan akan kota ini. Lewat internet, kami hanya menangkap kalau kota ini modern yang tidak seheboh Sydney dan punya komunitas kreatif yang cukup besar.
Setelah menghabiskan sekitar satu minggu di kota ini, ternyata Melbourne nggak hanya menarik tapi juga ramah dan cocok untuk liburan bersama keluarga. Kota ini membuat kami rindu ingin ke sana lagi, bahkan saat belum genap seminggu meninggalkannya.
Sekitar enam bulan yang lalu, saya dan suami memutuskan untuk membeli tiga tiket konser Coldplay bulan Desember di Melbourne. Karena Kira akan menginjak lima tahun di akhir November tahun ini, jadi rasanya sudah bisa mengajaknya nonton konser skala besar. Kenapa Melbourne? Entahlah, saya kok rasanya lebih tertarik mengunjungi kota ini dibanding Sydney. Apalagi banyak crafter dan toko desain/home decor yang saya suka berada di kota ini.
Kami nggak sendiri dalam menyiapkan perjalanan Melbourne. Ada dua sejoli, Martha Puri dan suaminya, Rinto. Awalnya, ide nonton konser bersama ini memang datang dari obrolan Puri dan saya. Lalu akhirnya kami mutusin buat jalan bareng, termasuk berbagi Airbnb bersama. Jadi selama sekian bulan menuju Desember pun kami para istri dan suami ini tumplek dalam satu grup WhatsApp untuk saling bertukar info dan updates.
Nah, sekitar dua bulan sebelum berangkat ternyata ada satu teman yang juga punya agenda yang sama, Nanda. Nanda ini eks rekan kerja saya di stasiun TV, dan sesekali suka mampir ke studio dan juga ikutan playdate bersama kami dan teman-teman untuk majalah Martha Stewart Living dua tahun lalu. Meski jarang ketemu, tapi selera (baju, aksesoris, dekorasi rumah, dll) saya dan Nanda nyambung banget. Belum lagi anak Nanda, Asia juga sebaya dengan Kira. Jadi sudah terbayang bakal seru kalau kami bisa liburan bersama. Akhirnya Nanda saya cemplungin juga deh grup WhatsApp berempat itu.
Meski satu rombongan, tapi tiga keluarga ini nggak berangkat bareng. Bahkan masing-masing naik maskapai penerbangan yang berbeda. Nanda dan keluarga berangkat beberapa hari sebelum kami dengan AirAsia (dan mereka dapat harga tiket paling miring). Puri dan Rinto dengan Garuda jadi direct langsung dari Jakarta ke Melbourne. Sementara kami dengan Singapore Airlines jadi tentunya harus transit di Singapura dulu sebelum ke Melbourne.
Ini merupakan perjalanan pesawat terpanjang buat Kira. Awalnya sempat degdegan juga takut Kira yang anak outdoor banget ini bosan. Saya menyiapkan buku gambar,spidol, boneka-boneka kecil favoritnya sampai berbagai cemilan. Ternyata karena perjalanannya malam dan dapat mainan dari Singapore Airlines, jadi saya nggak perlu mengeluarkan amunisi anti bosan yang sudah saya siapkan. Kira hanya main 1-2 jam lalu tidur hingga pesawat mendarat. Anaknya memang lumayan pelor kalau di pesawat, sama kayak Ibunya. Ehem.
Sesampainya di Melbourne, ternyata waktu mendarat pesawat kami hanya berselang beberapa menit saja dengan Puri dan Rinto. Jadi nggak perlu tunggu-tungguan lagi. Setelah selesai mengurus bagasi, imigrasi dan nomor selular selama di sana, kami langsung menuju Airbnb kami.
Airbnb kami terletak di pusat kota. Lokasinya sangat strategis, dan fasilitas di dalamnya juga lengkap dan bersih. Bonus yang paling menyenangkan adalah pemandangan taman Flagstaff yang tepat di seberang balkon apartemen ini. Itu juga yang membuat kami instan jatuh cinta dengan kota ini. Banyak taman dengan fasilitas playground, BBQ dan nyaman sekali buat piknik.
Begitu sampai di Airbnb, saya dan Puri langsung nggak sabar main ke Flagstaff Gardens. Jadi setelah istirahat sebentar dan mandi, kami langsung turun jalan-jalan di taman. Senengnya lagi, matahari masih bersinar meski kami keluar apartemen jam 19.30 malam. Suasananya masih seperti jam 5 sore di Indonesia, karena matahari baru terbenam sekitar jam 20.30.
Taman memang jadi salah satu spot favorit kami selama di Melbourne. Di sini ada banyak sekali taman, dan sebagian di antaranya sangat cantik, terawat dan nyaman sekali untuk piknik. Bahkan beberapa taman dilengkapi playground dan alat untuk memanggang. Playground-nya pun nggak sekadar syarat aja, tapi beneran berdesain bagus dan variatif. Kira dan Asia jadi happy banget setiap mendengar kalimat “Kita hari ini ke playground”. Akhirnya beberapa kali makan siang kami lebih memilih takeaway supaya bisa piknik di taman sambil menunggu anak-anak bermain.
Nggak hanya taman yang membuat kota ini cocok sekali untuk travel bersama anak, tapi keramahan penduduknya. Rata-rata penduduk yang kami temui sangat sopan, murah senyum, bahkan nggak keberatan untuk ngobrol singkat. This city is definitely not only have a plenty of great coffee shops, but also a lovely atmosphere.
Bicara soal kopi, kota ini juga dikenal dengan kedai kopinya. Nggak heran banyak kedai kopi di Jakarta yang terinspirasi dari kedai kopi di sini. Apresiasi masyarakatnya (or should I say addiction? Haha) akan kopi di sini sangat tinggi. Mereka rela mengantre panjang untuk secangkir kopi favorit. Ini kami lihat saat mampir di South Melbourne Market dan berniat untuk mencoba kedai kopi Padre. Akhirnya kami mutusin untuk mencari kedai kopi Proper and Son yang letaknya masih di bagian luar market dan tempatnya lebih luas jadi bisa duduk santai. Proper and Son nggak hanya menjual kopi, tapi juga hidangan dengan bahan-bahan segar yang mereka dapat dari pasar, jadi selalu berubah dan variatif. Salah satu yang kami coba adalah red velvet whoopie dan blueberry muffin.
South Melbourne Market ini jadi salah satu highlights kami selama liburan, dan saya harus ngucapin terimakasih kepada Ibu Linda, salah satu peserta Weaving Session saya dua bulan lalu yang merekomendasikan pasar ini. Ibu Linda berdomisili di Melbourne dan beliau langsung merekomendasikan beberapa spot yang wajib saya kunjungi ketika tau kalau saya akan ke Melbourne. Salah satunya ya pasar ini. Sebelumnya saya hanya tau Victoria Market yang selalu disebut-sebut tempat yang pas buat cari oleh-oleh di berbagai blog orang Indonesia yang jalan-jalan ke Melbourne. Saya nggak tau sih seperti apa persisnya si Victoria Market ini, tapi kata Ibu Linda South Melbourne Market ini kelasnya memang di atas Victoria Market. Mungkin kalau seperti di Jakarta-Tangerang Selatan, South Melbourne Market ini ibarat Pasar Modern BSD atau Bintaro. Haha.
Saya jatuh cinta banget deh dengan pasar ini. Isinya variatif banget. Dari mulai kedai organik, penjual bunga, buah, sayuran, aneka souvenir, home décor (suka sekali dengan The Super Cool!), baju anak (and we’re talking about mini rodini, etc here) sampai aneka makanan dan kopi yang menarik banget. Dan sebagian besar toko-toko di pasar ini didesain keren. Rasanya langsung pengen buka toko juga di sini. haha.
Gara-gara jatuh cinta, kami sampai mampir dua kali ke sini. Pertama untuk ngopi, lalu yang kedua buat makan seafood segar dan Paella, hidangan nasi dengan oyster khas Spanyol bareng keluarga Nanda. Oya, senengnya lagi lokasi pasar ini deket banget dengan Spotlight. Buat yang seneng dengan kerajinan tangan seperti menjahit, knitting atau weaving seperti saya. Spotlight ini surga deh soalnya punya banyak banget koleksi benang dan ehem berbagai perlengkapan prakarya yang menarik.
Selain South Melbourne Market, area yang direkomendasi beberapa teman sebelum saya berangkat ke Melbourne ya udah pasti Fitzroy dan sekitarnya, ya. Kawasan ini dikenal akan komunitas kreatifnya. Ada banyak galeri seni kecil, toko home décor, street arts, kedai kopi (ya, ini sih di mana-mana, ya). Arsitektur rumah di sekitar area ini juga cantik.
Salah satu toko yang wajib dikunjungi di Fitzroy ya sudah pasti Milk and Sugar. Toko home décor ini sudah saya follow di Instagram sejak entah kapan, jadi seneng sekali akhirnya bisa melihat produk-produknya langsung. Sayangnya saya harus menahan diri buat nggak belanja mengingat produk yang saya taksir kalau bukan pecah belah ya aksesoris rumah berukuran besar. Repot banget membawanya.
Di Fitzroy juga ada handmade/artist market yang terletak di Rose Street dan diadakan setiap Sabtu-Minggu jam 8 pagi hingga 5 sore. Kamu bisa lihat info lengkapnya di situs Rose Street Market.
Sebenarnya kalau benar-benar diulik dan punya lebih banyak waktu, ada banyak toko serupa Milk and Sugar di Melbourne. Begitu juga toko stationery alias perintilan. Toko stationery yang paling mudah ditemui adalah Kikki.K. Ada sekitar lima gerai Kikki. K di Melbourne, dan kami mampir di gerai yang terletak di Church Street, sekitar lima menit dari pantai Brighton. Kamu bisa lihat beberapa rekomendasi toko stationery Melbourne di Time Out.
Selain tempat-tempat tadi, masih banyak spot lain yang kami kunjungi selama di Melbourne, dan akan saya ceritakan di blogpost berikutnya. Sementara, saya berikan daftar spot yang direkomendasikan teman-teman (credits to these ladies: Michelle Tanady, Claradevi, Tries Blandine Razak, Nanda, Ibu Linda dan Fifi Alvianto). Spot yang tidak saya masukkan alamatnya berarti punya beberapa lokasi. Jadi bisa langsung cari pada tautannya.
Untuk spot makan, rasanya sudah cukup banyak daftarnya di mana-mana, jadi saya nggak memasukkannya di sini. Tapi kalau kamu butuh rekomendasi atau ada yang mau ditanyakan, jangan ragu buat colek saya dengan mengisi komentar di bawah. ;)
Coffee and desserts
- Lune Croissanterie 119 Rose St, Fitzroy
- Proper and Son 13/322-326 Coventry St
- Padre, South Melbourne Market
- Brunetti
- Market Lane Coffee,
- Workshop Brothers, 4/190 Queen St
- Brother Baba Budan, 359 Little Bourke St
- Patricia Coffee Brewers, Little Bourke St & Little William St
- Chokolait, Shop 342, Level 3, Emporium, 287 Lonsdale St
- Industry Beans, 3/62 Rose St
Shops and Spots (home decor, design, stationery, craft, nursery)
- Milk and Sugar ,
- Lightly, 3 Glasshouse Rd, Collingwood
- Aura by Tracie Ellis, Myer
- Spotlight
- Kikki.K
- The Super Cool, 322-326 Coventry St, South Melbourne
- Fitzroy Nursery, 390 Brunswick St, Fitzroy
- Craft Victoria, 31 Flinders Lane
- Abbotsford Convent (multi arts community hub)
- Rose Street Market, 60 Rose St, Fitzroy (weekend only)
Foto-foto perjalanan kami selama di Melbourne juga bisa dilihat di Instagram lewat tagar #nikeprimamelbourne. :)
Comments
Erny Kurnia
Ahh, thanks Kak Nike for sharing. Melbourne kaya hangat bersahabat haha :D nyaman gitu dilihatnya.
Denia
kangen australi jadinyaa…. dulu aku pernah road trip dari Sydney nyetir ke Melbourne pas boxing day rame-rame same temenku.. serruuu bangeet!!!!
Susyana
Setuju banget, Melbourne emang ngangenin, meski uda kesana 2,5 tahun yang lalu, rasanya ingin balik lagi jika ada rejeki. Setelah baca ini, aku pengen banget explore lebih banyak toko2 home living maupun souvenir, abis gemes2 banget! Plus coffee shop yang memang ramah dan homey.
Ini foto2 aku waktu disana, masih dikit banget yg di eksplor hihihi.
http://heartbeadsusy.blogspot.co.id/2015/12/how-i-miss-you-melbourne.htmlThank you info2nya ya <3
Indri Indradi
Literally the most liveable city in the world. I miss it so much!!
Little Family Big City Life
langsung kesini begitu liat linknya di instagram. nice writing and nice pictures yang menggambarkan melbourne banget. rasanya kayak tinggal disana lagi pas baca. btw, yay for shoutout to bababudan coffee! my fave bgt!.