Bagi Luki dan Keni, kota Bandung udah jadi tempat tinggalnya sedari lahir. Ketemu di masa sekolah sampai akhirnya mereka menikah dan memiliki dua anak, kesehariannya dinikmati dalam rumah berluaskan 330m2 di kawasan Awiligar. Berlatar-belakang seni rupa dan desain, rumahnya ini penuh dengan karya dan dekorasi yang mereka buat sendiri.

Walaupun cuaca di Bandung hari itu lagi dingin banget karena hujan seharian, tapi suasana rumahnya hangat dengan banyaknya warna yang ada di setiap sudut rumahnya. Salah satu rumah dalam komplek BTN yang dibangun pada tahun 80an ini rasanya jadi lebih menarik karena adanya perpaduan furnitur vintage dengan kumpulan grafis maupun karya yang terasa nggak terdikte oleh tren.

Boleh ceritakan, apa kesibukanmu dan suami di dalam keseharian kalian?
Sebagai program manager di NuArt Sculpture Park, saya berurusan dengan semua yang berhubungan dengan program, pameran, workshop atau pertunjukan yang diadakan di sana. Sementara Luki rutin setiap harinya ke toko UNKL347 sampai sore. Setelah seharian sibuk dengan kegiatannya masing-masing, sorenya kami kumpul lagi di rumah bareng anak-anak.

Apa sih yang membuat kalian jatuh cinta dengan dunia desain dan seni rupa?
Masuk di dunia desain sudah dari jaman kuliah jadi rasanya sudah terbiasa berada di dalam lingkungan pertemanan dari dunia yang sama.

Sebagai pekerja seni, karakter kalian masing-masing dalam berkarya itu seperti apa?
Saya lebih banyak membuat program jadi mungkin lebih terstruktur. Kalau karya-karya Luki lebih terlihat bentuk fisiknya dan ragam bentuknya bermacam-macam. Mulai dari eksplorasi gambar dua dimensi seperti lukisan sampai karya tiga dimensi seperti patung, cukil kayu, papan skate dan papan surfing.

Apakah kedua anak kalian juga memiliki minat yang sama?
Mereka bercita-cita untuk mengambil jurusan seni rupa atau arsitektur. Selain hobi mereka yang suka main basket, mereka suka banget menggambar. Gaya Jeje dalam menggambar itu lebih rapi sedangkan Mahir lebih ekspresif. Mahir juga lagi seneng banget main gitar, memainkan lagu-lagu Queen dan Oasis.

Gimana awal ceritanya kalian menemukan rumah ini dan apa yang membuat kalian sreg dengan tempat ini?
Awal ketemu rumah ini sekitar 14 tahun yang lalu saat Keni lagi hamil besar. Suka dengan lokasinya karena udaranya sejuk. Walaupun agak jauh dari pusat kota, tapi karena rumahnya kecil jadi bisa lebih akrab sama tetangga.

Komplek yang kalian tempati ini kan terbilang komplek yang cukup lama umurnya, kalian suka berinteraksi nggak sama tetangga sekitar seperti kehidupan bertetangga jaman dulu?
Hubungan sama lingkungan sekitar baik banget, kalau saat lebaran pasti keliling rumahnya satu-satu. Banyaknya yang tinggal di komplek ini sudah angkatan atas, jadi kami salah satu dari generasi kedua kalau dari umur. Cucu mereka seumur dengan anak-anak kami jadi mereka sering main bareng dan ke masjid untuk beribadah bersama.

Apa saja yang sudah berubah semenjak kalian menempati rumah ini dan bagian mana dari proses ini yang paling berkesan?
Rumah ini pernah menjadi ‘dapur’ untuk bisnis rumahan saya dan teman-teman dalam membuat ayam asap Bin Ukon. Selain itu, pernah juga jadi studio ngebandnya Luki dan teman-temannya. Sekarang ini, garasi rumah kami dijadikan workshop untuk Luki mengerjakan usaha papan surfing Lucas and Sons yang juga menerima siapapun yang mau belajar bareng cara pembuatannya.

Mungkin yang paling memberikan ‘warna’ dalam perubahan rumah ini pas Luki membuat mini ramp sebagai area bermain skate. Prosesnya menarik karena dikerjakan secara bertahap dan tanpa adanya gambar kerja, awalnya dicoba satu sisi dan karena bosan dengan luasan areanya yang kecil, akhirnya makin bertambah.

Bagaimana awalnya bisa kepikiran untuk membuat skate park di halaman belakang rumah kalian?
Sebenarnya Luki sudah menyukai kegiatan skating ini dari tahun 90an. Karena kontur tanah yang menyebabkan garasi terletak nggak satu level dengan rumah ini, bagian dak atau atapnya jadi belum ada fungsinya. Sempat terpikir untuk dijadikan halaman penuh tanaman tapi berubah pikiran menjadi skate ramp untuk mendukung hobi Luki.

Boleh ceritakan proses konstruksinya? Apakah ada pihak konsultan yang terlibat?
Nggak ada konsultan yang terlibat karena menurut kami, biasanya yang sudah tergambar belum tentu bisa terealisasikan dengan baik. Jadi prosesnya bertahap dan sedikit-sedikit, kalau ditotal mungkin memakan waktu sekitar 4 tahun sampai akhirnya bentuknya seperti sekarang.

Dari mana kalian mendapatkan inspirasi dalam proses mendesain rumah ini?
Kami nggak ada panutan khusus, rumah ini tumbuh berdasarkan kebutuhan masing-masing anggota keluarga.

Kalau pas lagi isi rumah ini, gimana sih proses diskusi kalian?
Kami biasanya diskusi berdua, tapi kadang suka nanya juga sama anak-anak. Kami lebih suka membuat furnitur dan dekorasi di dalam rumah ini karena kami memang senang bebikinan.

Gimana cara kalian menyiasati penyimpanan koleksi buku, karya-karya, atau mainan anak dalam luasan rumah yang terbatas?
Semua diekspos karena senang lihatnya… Tapi selalu harus punya kesadaran kalau di saat sudah kebanyakan dan sudah bosan, ya diberikan ke orang lain.

Di dalam rumah, apakah kalian menerapkan aturan-aturan tertentu untuk dipatuhi bersama, dikerjakan secara rutin ataupun bergantian?
Salah satu aturan yang kami terapkan adalah membatasi waktu yang mereka habiskan di dalam kamar. Semua kamar di rumah ini kami desain sebisa mungkin dengan fungsi sebagai area tidur saja. Luasan kamar dibuat secukupnya saja supaya kami dan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di luar kamar. Dengan begitu, kita jadi bisa sering kumpul bareng dan mereka bisa jadi lebih aktif dengan banyak gerak.

Saya berusaha untuk mengajarkan anak-anak life skill supaya nantinya kalau sekolah di luar kota, mereka bisa mengurus dirinya sendiri. Mungkin salah satu contohnya kalau setelah makan, setiap anggota keluar dibiasakan cuci peralatan makannya sendiri.

Di mana bagian rumah yang paling disukai masing-masing anggota keluarga dan kenapa?
Kami punya meja kerja masing-masing dimana Luki mengerjakan lukisan dua dimensi atau tiga dimensi seperti membuat patung dan saya juga kerja dengan laptop saya. Tapi untuk ruang favorit bersama biasanya di ruang keluarga dan juga teras belakang. Kami suka banget ngumpul bareng teman-teman dan area teras belakang juga skate ramp jadi tempat favorit kami semua.

Apa saja kegiatan favorit kalian saat meluangkan waktu bersama di rumah?
Luki dan anak-anak suka bermain skate atau basket bersama teman-temannya. Selain itu bisa bermain kartu dan juga main musik…

Kapan sih waktu yang menjadi favorit kalian di rumah ini dan kenapa?
Pagi hari jadi waktu favorit saya dan Luki ngobrol di area makan sebelum berangkat kerja. Saling update apa yang akan dikerjakan hari itu sambil melihat pemandangan luar mengarah ke skate ramp. Kami juga suka banget kumpul-kumpul di sore hari setelah semuanya udah pulang, termasuk anak-anak. Kumpul bareng ini seringnya di teras belakang dan skate ramp yang letaknya bersebelahan.

Apakah ada tips khusus yang bisa dibagikan soal kenyamanan dalam memiliki hewan peliharaan di rumah?
Harus punya waktu untuk mengurusnya, berbagi rumah dengan mereka. Kami lebih cocok mengurus anjing kampung karena tipe ini lebih mudah untuk dirawat.

Apa rencana-rencana kedepannya untuk kelengkapan rumah ini? Apakah ada kebutuhan ruang yang belum terpenuhi?
Rumah ini akan berubah terus. Pastinya anak-anak akan mau punya kamarnya masing-masing karena sekarang ini masih di dalam satu kamar dengan kasur tipe bunk bed yang berhadapan. Dinamisnya rumah ini akan terus mengikuti kebutuhan kami semua.

Yuk, lihat seperti apa rumah dengan dekorasi dan aksesoris ruang yang beragam ini dalam video di bawah ini, cerita dibalik keluarga yang menjadikan rumah ini terasa ‘hidup’.

Terima kasih ya Luki, Keni, Jeje dan Mahir sudah memperbolehkan kami main di rumah kalian yang penuh warna dan menceritakan proses menciptakan tempat tinggal idaman kalian ini. Rumah yang tumbuh seiring waktu untuk mencukupi kebutuhan setiap anggota keluarga jadi bukti kalau kenyamanan bisa tercapai secara bertahap. Semoga kalian bisa kompak selalu dan menginspirasi banyak keluarga lainnya dari tempat tinggal kalian yang hangat ini!

Ibu satu anak yang suka mempercantik rumah. Sebelumnya bekerja sebagai desainer interior di IKEA. Sangat suka menulis dan menonton film yang realistis, dan penggemar berat karya-karya Woody Allen. Kamu bisa menyapa April lewat editorial (at) livingloving (dot) net

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.