CERITA MAMIR: BEING JACK OF ALL TRADES

Kalau lagi ada yang wawancara lalu bertanya, apa sih passion kamu? Jujur saya suka bingung jawabnya. Saya tahunya passionfruit, alias markisa. Nggak nyambung? Memang. Sebingung itu saya jawabnya kalau ditanya soal passion.

Beberapa kali ada yang memuat profil Living Loving atau mendapuk kami menjadi pembicara atau narasumber. Saat seperti itu, pertanyaan dan pernyataan soal bekerja sesuai passion itu seringkali keluar. Dan jawaban yang saya berikan selalu berbeda tergantung lagi kepikiran apa saat itu..haha. Mungkin maksud pertanyaan itu biar nanti orang yang baca bisa merasa termotivasi untuk mengikuti passionnya, ya?

Beberapa kali memang sering menemukan artikel yang menyarankan bekerjalah sesuai passion! Follow your passion! Betapa indahnya memang kalau bisa bekerja sesuai passion, dan dibayar cukup. Tapi kan nggak semua orang sudah menemukan passionnya. Sampai kemarin saya sempat ngobrol sama Nike dan Rahne kalau sekarang ini orang-orang seperti dituntut harus menemukan passion dan tujuan hidup mereka sedini mungkin. Padahal kayanya nggak perlu dipaksa untuk mencari tahu juga, karena kok malah jadi kaya beban. Kalau kamu sudah menemukan apa passionmu, yay, good for you! Tapi kalau kamu merasa belum menemukannya, nggak apa-apa banget lho.

Ada yang bilang passion itu adalah apa yang kita paling suka. Ada juga yang bilang passion bisa berangkat dari hal yang paling kita kuasai. Tapi kalau buat orang yang banyak mau alias BM kayak saya, deskripsi itu nggak terlalu membantu, sih. Sedari kecil, saya sudah banyak mau alias BM. Saya suka dengan banyak hal. Saya suka bebikinan, saya suka makan, saya suka baca, saya suka ngulik. Sampai sekarang pun saya masih suka menemukan kesenangan baru. Misalnya dua tahun lalu saya mulai suka brush lettering. Lalu tahun lalu lagi suka mengulik desain grafis. Sekarang malah lagi mengulik soal keuangan.

Bicara soal hal yang dikuasai, bisa dibilang saya nggak merasa jago banget di satu bidang. Misalnya soal bebikinan. Saya bisa gambar, bisa melukis, mengerti paper craft, tahu dasar-dasar menyulam. Kalau ditanya bisa bikin apa nggak, hampir semua saya jawab bisa. Bisa lho, bukan jago ya. Karena saya mau mencoba melakukannya paling tidak sekali. Tapi ya itu tadi…cuma tahu secimit-cimit saja dari masing-masing. Nggak ada yang menonjol banget di satu bidang. But I know I enjoy doing all those things.

Dulu sih sempat resah kok rasanya nggak jelas banget ya. Kalau melihat orang yang bisa pede bilang passionnya apa, atau melihat orang yang jago banget di bidangnya, sempat merasa iri. Kayanya enak banget ya tujuan hidupnya sudah jelas. Sementara saya masih suka berubah-ubah tujuan hidupnya. Tapi ternyata banyak juga teman-teman seumuran yang merasakan hal yang sama. Merasa menjadi jack of all trades, menjadi generalist. And turns out that there’s nothing wrong about being jack of all trades. Nggak ada kok aturan yang mengharuskan kamu untuk cuma “masuk” dalam satu kategori saja. Nggak apa-apa kok kalau jawabanmu selalu berubah setiap ditanya apa passionmu.

Nike sempat nge-share post Instagram Aylin, foundernya Straw The Label. Di salah satu caption fotonya awal Maret lalu, Aylin menulis, “During these past years though i have come to enjoy and appreciate my ability to do the many things i do. Even if I would never specialize or be awarded for anything. I realize I don’t need to be one thing if I have the blessing to be many.” Dan saya setuju sekali sama apa yang Aylin bilang.

Kamu sendiri yang tahu apa yang kamu suka dan apa yang bisa bikin kamu bahagia. Kamu juga yang bisa mengukur sejauh mana kemampuanmu. Kamu bisa jago di satu bidang. Kamu bisa jago di banyak hal. Kamu bisa menentukan passion dari sekarang. Kamu bisa menentukan passion tahun depan. Kamu bisa memilih untuk tidak mengejar passion. Kamu juga bisa memilih untuk menikmati hal yang kamu sukai saat ini.

And it’s okay.
It’s okay to not describe yourself into only one thing.
It’s okay to have a mocktail of interests.
It’s okay to like a little bit of everything.
It’s okay to know that you are an ensemble of those little things that you love.
It’s okay to be all those things and be who we are.

Penyuka craft yang lebih senang dapat voucher toko buku dibanding voucher baju. Ibu satu putri yang akrab dipanggil Mamir ini selalu sibuk cari inspirasi dekor atau palet warna di internet sambil menyantap segala macam penganan yang ada di studio Living Loving. Kamu bisa menyapa Mamir di akun Instagram-nya (@mamiraz) atau mengontaknya di miranti (at) livingloving (dot) net

Comments

  • Enny-dudukpalingdepan

    Tulisan yang bagus. Saya sempat menyalahkan diri sendiri yang nggak fokus dengan satu bidang karena menyukai banyak hal. Jadinya merasa berkarir nggak sesuai passion. Padahal tahu banyak hal pun bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan sekitar. :D

  • Dhamala Shobita

    Just happened to me days ago, aku menyalahkan diriku sendiri karena tidak fokus pada satu bidang. Aku bertanya-tanya, apa yang ingin aku lakukan dalam hidup, terus berpikir kalau aku nggak ahli dalam satu hal. Sedih, tapi aku jadi berpikir ulang setelah baca tulisan ini, Mbak. :) Tulisan yang sangat menginspirasi. :)

  • Almazia

    Kok sama ya hehe aku jg sering banget ngerasa “ga jelas”, hari ini suka ini, besok2 sibuk ngulik yg lain lagi. Ini agak bisa, itu lumayan bisa, tapi ngga ada yang mendalami banget-banget.

    Dibawa hepi ajah, mungkin passionnya “belajar hal baru” ??

    • Miranti

      Nah iya bisa juga itu. Apalagi kalo emang suka ngulik, nemu hal baru pasti diulik lagi ya..hihi

  • nova sidabutar

    Ih setuju banget deh sama tulisan Mamir ini. Aku juga suka nyobain banyak hal yang berbeda dan cenderung ga ada yang nyambung. Sekarang sudah ketemu sih (dengan pencarian yang lamaaaaa…) untuk menekuni financial planning. But then, tetap aja menikmati minat di banyak hal lainnya. I now choose to appreciate myself for being “generalist” dan ga perlu “maksain diri” untuk menjadi passionate dengan satu bidang tertentu.

    • Miranti

      Kemarin sempet baca-baca, selain “generalist” nemu juga istilah “multipotential”. Somehow terdengar lebih menyenangkan sih. Karena being jack of all trades itu nggak selalu berarti master of none. ;)

  • Andri Permana

    Ini toh istilahnya. Lega juga karena ternyata ga sendirian. :D

  • Endah Adena

    thanks a lot mamir..dah bkin aku nyadar klo aku gak sendiri. suka sedih klo mikir aku kok gak punya passion yg jelas & fokus. apa yg lg di depan mata dikerjain. sampe2 ortu pun nanya aku tuh sebenernya mau jdi apa, sediiiihh.

    semoga setelah ini aku jd mulai bisa belajar mencintai diri sendiri, & gak terlalu baper sama omongan org lain :)

  • Jenny

    Wah Mamir ini sesuai sunnah rasul banget, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat. Banyak kebisaan pasti banyak manfaat buat sesama nih :)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: