
Sempat menjalankan long distance marriage untuk beberapa tahun, Gina Mayang akhirnya memutuskan untuk menemani suaminya yang melanjutkan studi di salah satu universitas terbaik di Jerman. Di dalam kota Aachen, lebih tepatnya. Kota di mana Eyang Habibie sempat menimba ilmu dan akhirnya menjadi inspirasi bagi mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang sedang meneruskan jejaknya. Banyak hal menarik lainnya tentang kota ini yang membuat Gina pun, sebagai seorang ibu rumah tangga, menikmati waktunya sebagai pendatang. Baginya, sangat menyenangkan untuk menceritakan setiap sudut kota ini dan berbagi akan tempat-tempat favoritnya.
Biasa menjadi tour guide dadakan untuk teman-temannya yang berkunjung ke kota kecil ini, kali ini Gina menjadi guide virtual kami yang memimpikan bisa berkunjung ke sana suatu hari nanti… Klik “read more” untuk cerita lengkapnya!
Ceritakan dong tentang tempat tinggal dan keseharianmu di Aachen…
Aachen adalah kota yang berada paling barat di Jerman, yang merupakan kota pertemuan 3 negara, yaitu Jerman-Belanda-Belgia. Disini juga terdapat universitas RWTH Aachen yaitu salah satu sekolah teknik terbaik di Jerman. Universitas ini cukup familiar di kalangan orang-orang Indonesia, karena ini adalah universitas yang sama tempat Pak Habibie menyelesaikan studinya.
Aachen sendiri merupakan kota yang dibangun sebagai tempat peristirahatan bangsa romawi. Kemudian, menjadi tempat bermukimnya Charlemagne yang merupakan pemersatu eropa setelah runtuhnya romawi barat pada imperial abad pertengahan. Hingga saat ini, bangunan-bangunan sisa masa-masa tersebut masih sangat terawat dengan baik walaupun beberapa bagian sempat hancur pada saat perang dunia ke-2. Dan selama 600 tahun, di kota ini pula tempat dilakukannya koronasi untuk 31 Raja Jerman dan 12 Ratu, yaitu di Aachen Cathedral yang merupakan UNESCO world heritage pertama di Jerman.
Saya di sini menemani suami yang saat ini sedang menempuh pendidikan S2 nya dibidang Metallurgical Engineering di RWTH Aachen. Sehari-hari kegiatan saya lebih banyak menemani dan mensupport suami mengingat sebelum ini kami sempat menjalani Long Distance Marriage (LDM) selama kurang lebih 2 tahun. Sehingga kami benar-benar ingin menikmati kebersamaan dengan ritme kehidupan yang lebih santai dibanding di Indonesia. Sehari-hari saya memasak, mengurus laundry, groceries shopping, dan tak jarang menjadi tour guide dadakan untuk teman-teman Indonesia yang berkunjung ke Aachen.
Apa sih 5 hal yang kamu sukai dari tempat tinggalmu dan lingkungan sekitarnya?
Banyaknya ruang publik, untuk sekedar duduk-duduk menikmati kota di sela-sela kegiatan ataupun berolah raga. Di tengah kota terdapat taman berbentuk amphitheatre, bernama Elisen brunnen. Saat cuaca cerah, sering sekali mengunjungi taman ini untuk bersantai sambil sekedar makan es krim dan menikmati hangatnya sinar matahari. Selain itu masih banyak taman-taman yang tersebar di seluruh kota yang sangat nyaman, dengan fasilitas permainan anak-anak yang bervariatif.
Sebelum menginjakan kaki di Jerman, saya sempat khawatir karena banyak yang mengatakan bahwa orang Jerman adalah orang yang kaku dan isu rasisme khususnya islamphobia yang akhir-akhir ini sedang marak. Tapi, ternyata Jerman adalah negara yang sangat terbuka dengan pendatang dan merupakan negara yang menerima refugees tertinggi di eropa. Di sini banyak sekali pendatang dan pemerintah Jerman sendiri sudah sangat siap dengan kondisi ini baik secara administrasi kota ataupun masyarakat lokal sendiri.
Pemerintah sudah menyiapkan tahapan apa saja yang difasilitasi oleh negara untuk para pendatang, mulai dari pengetahuan tentang budaya, kebiasaan, kursus bahasa, hingga persiapan pendatang sebagai tenaga kerja. Sehingga para pendatang bisa beradaptasi dengan cepat dengan sistem di Jerman yang sudah sangat tertata dengan baik. Mereka sangat menghargai sekali lho, usaha-usaha kita dalam beradaptasi ini. Pada dasarnya orang-orang Jerman itu ramah dan helpful namun memang perlu kita terlebih dahulu yang lebih pro-aktif, karena ini hanya masalah kebiasaan.
Sebelumnya saya juga sempat khawatir, mengingat kami muslim apakah akan mudah untuk mendapatkan makanan halal di Aachen. Ternyata di kota ini banyak sekali restoran halal dan tempat berbelanja bahan makanan halal. Hal ini karena di Aachen banyak juga pendatang dari negara-negara muslim dan sudah lama bermukim disini. Sehingga banyak dari mereka yang membuka toko bahan makanan.
Aachen adalah kota yang sangat aman. Terasa sekali rasanya tinggal di kota yang aman sangatlah nyaman. Terkadang kami harus keluar tengah malam atau berjalan kaki tengah malam jika harus mengejar bis untuk travelling. Rasanya tidak ada perasaan khawatir sama sekali. Kami bisa berjalan dengan santai sambil menikmati indahnya suasana kota di malam hari.
Tidak bisa dipungkiri hal menyenangkan lainnya adalah transportasi yang terintegrasi, nyaman, dan bersih. Mobilitas menjadi mudah sekali saat beraktivitas sehari-hari ataupun travelling, tidak bergantung pada kendaraan pribadi. Bis kota bisa menjangkau seluruh penjuru kota dan juga kota-kota terdekat di sekitar Aachen. Bis-bis ini beroperasi selama 24 jam, tapi khusus di malam hari biasanya jadwalnya lebih terbatas.
Selain itu, semua sistem transportasi di Jerman ini sudah bisa dicek di aplikasi DB Navigator. Jadi, bagi pendatang baru seperti saya tidak perlu khawatir akan nyasar jika berpergian karena semua rute, perpindahan transportasi, dan peron atau lokasi menunggu bisa dicek dengan detail. Termasuk dengan perubahan-perubahannya misalnya perubahan rute jika ada perbaikan jalan.
3 hal yang menurutmu unik tentang Aachen…
Tempat bermukimnya Charlemagne, atau yang dikenal juga Charles Thee Great. Di Jerman di kenal dengan Karl, tokoh yang menyatukan Eropa Barat untuk pertama kalinya sejak era Roman Empire pada era middle ages. Dia bermukim disini hingga akhirnya wafat di tahun 814.
Kota perbatasan tiga Negara yaitu Jerman-Belanda-Belgia. Titik pertemuan tiga negara ini berada di satu titik yang dikenal dengan Dreilanderpunkt. Titik ini berada di atas Vaalserberg (Gunung Vaals) yang bisa diakses melalui kota Vaals, sebuah kota di Belanda yang berbatasan dengan Aachen. Untuk menuju ke sini, kita bisa menggunakan bis dari pusat kota dengan tujuan Vaals, kemudian dari sini berjalan ke atas gunung kurang lebih selama 40 menit.
Kota ini merupakan sumber air panas dan hal ini sudah diketahui sejak jaman pasukan Romawi datang ke Aachen. Hal ini juga tergambar jika kita berkunjung ke Aachen Rathaus, di interior bagian dalamnya terdapat lukisan fresco yang menggambarkan pasukan romawi sedang membersihkan diri di sumber air panas ini. Salah satu bukti bahwa Aachen memiliki sumber air panas alami ada di Elisen Brunnen, hingga saat ini ada keran air panas yang terus mengalir. Terdapat juga pusat pemandian air panas yang cukup terkenal, namanya Carolus Thermen. Biaya masuk per orangnya sekitar € 12 untuk sekitar 2-3 jam.
Apa hal yang paling menantang saat kamu pertama kali menginjakkan kaki di Aachen?
Bahasa! Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Jerman baik untuk percakapan, informasi tertulis, ataupun untuk pengurusan administrasi resmi. Sangat sedikit sekali yang bisa berbahasa inggris, umumnya hanya anak-anak muda. Sehingga untuk sehari-hari, perlu sekali untuk bisa bahasa Jerman. Saya sendiri sebelum berangkat ke Jerman sudah mengikuti kursus bahasa, selain karena memang menjadi syarat wajib untuk mendapatkan visa juga merupakan modal utama untuk beraktivitas nantinya ketika sudah tinggal di Aachen.
Memang harus diakui bagi saya belajar bahasa Jerman itu sulit, hahaha… Karena bahasa Jerman tidak hanya ada perbedaan kata untuk waktu present dan past, tapi juga ada pemilahan kata untuk feminim-maskulin-netral. Walaupun kemampuan bahasa saya masih minim, tapi hal ini sangat menyenangkan karena mau tidak mau saya harus memaksa diri saya untuk terus berlatih setiap hari. Sambil belanja ke pasar, naik kendaraan umum, ataupun mengurus administrasi. Mengingat suami juga sibuk dengan kuliahnya jadi harus bisa mandiri paling tidak untuk berkomunikasi.
Apa makanan khas Jerman yang paling kamu sukai dan harus kami coba kalau berkunjung kesana?
Banyak makanan khas Jerman yang sudah mendunia, seperti schnitzel, wurst, schwarzwalder kirsctorte (black forest cake), coklat Ritter sport, Apfelstruddel, Bretzel (pretzel), dan tentunya bir. Tapi ada beberapa yang saya menjadi favorit saya yaitu Puten Schnitzel, dan kue khas Aachen yaitu Aachener printen. Berbeda dengan wiener schnitzel yang berbahan dasar pork, puten schnitzel memiliki bahan dasar ayam. Tetapi cara masaknya persis sama yaitu digoreng menggunakan tepung roti, kemudian disajikan dengan pommes atau kentang goreng dan bumbu yang rasanya enak sekali.
Aachener printen ini adalah kue rempah yang hanya bisa ditemukan di Aachen. Rasanya sangat kaya akan rempah seperti jahe, kayu manis dengan campuran madu. Aachener printen dijual di beberapa bakery yang cukup terkenal di Aachen seperti Nobis atau Klein. Saya senang sekali menikmati sore hari sambil menikmati Aachener printen ini dengan teh panas.
Apakah disana ada fasilitas publik yang bersifat hidden gem, jarang diketahui oleh turis?
Di Aachen ini ada pabriknya coklat Lindt!. Pabrik Lindt memiliki pabrik di beberapa kota dan salah satunya di Aachen. Pastinya coklat ini namanya sudah sangat familiar dan mendunia karena rasanya sangat enak. Dan pabrik ini juga memiliki factory outlet atau di Bahasa Jermannya disebut werkverkauf. Tempatnya luas sekali seperti sebuah warehouse yang dipenuhi dengan coklat.
Bagi pecinta coklat, wajib sekali untuk datang kesini. Tempatnya luas sekali, dan produk yang ditawarkan sangat bervariatif dengan harga yang lebih murah dari harga yang dijual di toko yang saya jumpai. Tidak hanya coklat untuk langsung dimakan tapi mereka juga menjual coklat untuk baking dan juga selai coklat. Dijamin pasti panik jika mendatangi tempat ini, surgaaa.. hehe.
Kalau kegiatan yang paling kamu sukai atau tempat yang sering kamu kunjungi di akhir pekan apa saja?
Di belakang rumah kami di daerah Haaren juga terdapat bukit dengan pemandangan kota yang indah. Saya dan suami senang sekali berjalan-jalan ke bukit ini hanya untuk sekedar berolah raga pagi sambil menikmati udara segar.
Karena Aachen adalah kota yang sangat strategis, biasanya pada akhir pekan kami juga sering mengunjungi kota-kota di sekitar Aachen baik yang berada di Jerman, Belanda, ataupun Belgia. Jarak tempuh antar kota besar kurang lebih 1-3 jam perjalanan dengan menggunaan kereta atau bis. Terlebih hari minggu di Aachen, pusat-pusat perbelanjaan tutup sehingga jika ingin mencari keramaian dengan suasana berbeda biasanya kami mengunjungi kota-kota lain. Salah satunya adalah kota Maastricht di Belanda yang dapat ditempuh hanya dengan 1 jam perjalanan. Pemandangan selama perjalanan kesana cantik sekali.
Kalau mau menikmati pemandangan alam, menurutmu spot yang terbaik ada dimana?
Eifel national park. Taman nasional ini berada di selatan Aachen dan bisa ditempuh dengan kereta kurang lebih selama 2 jam. Taman ini sangat luas dan memiliki jalur track yang sangat nyaman untuk jalan berkeliling ataupun spot menarik untuk berkemah.
Menurutmu kapan sih saat yang tepat untuk berlibur ke Jerman?
Saat musim semi dan musim panas. Cuacanya cenderung hangat jadi untuk mobilitas juga lebih nyaman dan siangnya lebih panjang terutama saat musim panas. Matahari terbit sekitar jam 4 pagi dan baru terbenam sekitar jam 10 malam. Di musim ini, taman-taman kota dipenuhi oleh orang-orang yang berkumpul santai sambil makan bersama.
Dimana saja destinasi favorit kamu untuk berlibur di Jerman?
Jerman memiliki banyak sekali spot yang menarik untuk didatangi saat liburan. Tidak hanya sejarahnya, tapi juga alamnya. Di Berlin, banyak sekali museum dan tempat-tempat bersejarah khususnya terkait dengan zaman perang dunia ke-2. Saya dan suami waktu itu sempat mengikuti tur sepeda yang menurut saya terkeren yang pernah saya ikuti. Tour guide-nya sangat komunikatif berbagi cerita tentang sejarah kota dan kami berkeliling kota sambil menikmati pemandangan kota dengan bangunan-bangunan arsitektur yang iconic dan sangat indah.
Sedangkan untuk alam, saya sangat menyukai suasana Bavaria. Bavaria adalah bagian paling selatan Jerman Selatan yang merupakan area pegunungan dan banyak sekali destinasi yang sangat romantis. Kami sempat mengunjugi Fussen dimana terdapat istana yang sangat terkenal, dirancang oleh Ludwig II. Istana ini menjadi inspirasi Disney dalam membuat istana “Sleeping beauty”, Neuschwanstein.
Kami juga mengunjungi kota klasik Jerman yaitu Rothenburg ob der Tauber yang berarti Benteng Merah di atas sungai Tauber. Kota ini adalah kota abad pertengahan yang hingga saat ini sangat terjaga keasliannya dan tidak hancur saat perang dunia ke-2. Selain itu kami juga sempat mengunjungi Zugspitze yang merupakan titik tertinggi di Jerman. Untuk menaiki puncaknya, kami menggunakan cable car yang memakan waktu sekitar 30 menit perjalanan.
Sepertinya menyenangkan sekali ya, menikmati pemandangan dan bangunan-bangunan bersejarah di kota Aachen dan sekelilingnya. Mungkin sudah sering kita dengar tentang fasilitas transportasi yang nyaman, kota yang aman, ruang publik yang banyak dari teman-teman yang tinggal merantau di negara yang berbeda-beda. Semoga itu juga yang menjadi trigger untuk menjadikan lingkungan di sekitar kita lebih baik lagi. Sesimpel merawat fasilitas sekitar yang sudah disediakan, semoga nggak perlu jauh-jauh merantau untuk merasakan kenyamanan-kenyamanan tersebut.
Terima kasih, Gina sudah memperluas pengetahuan kami akan Jerman, khususnya kota Aachen!
*semua foto milik Gina Mayang
Comments
nikenwidowaty
bagusss banget,, jadi pengen ke Achen demi nyicip Lindt langsung dan pemandangannya, hehehe..
didut
Nice story & image ^^