READING

CREATIVEPRENEUR SERIES PART 3: PRICING

CREATIVEPRENEUR SERIES PART 3: PRICING

Setelah menentukan brand dan resources. Hal lain yang memerlukan pertimbangan yang matang adalah menentukan harga jual dari produk. Baik menjual produk buatan sendiri maupun produk yang dibeli dari vendor/orang lain (reseller).

Di bahasan pricing kali ini, kami mendapat banyak ilmu dari Ika Vantiani, Aphrodita Wibowo dari Cemprut, dan Hanna Siahaan dari Linoluna. Ika adalah seniman sekaligus maker yang sudah lebih dari enam tahun cukup aktif memasarkan karyanya melalui marketplace Etsy. Lalu, Aphrodita (Dita) adalah salah satu crafter Indonesia yang sangat konsisten dalam berkarya. Sementara Hanna adalah founder home and lifestyle store, Linoluna yang memasarkan produk-produk craft dalam dan luar negeri.

Here we go!

Ika Vantiani – Vantiani

Sebelum akhirnya menemukan harga untuk sebuah produk/karya, bagaimana proses pertimbangannya?

Kalau pertimbangan maksudnya adalah elemen-elemen yang mesti dihitung saat penentuan harga, maka pertimbangannya adalah harga bahan, waktu pembuatan, tingkat kesulitan sama transport yang dihabiskan kemudian ditambah 25%.

Karena juga menjual secara internasional, pasti terdapat pertimbangan seperti mengenai currency mata uang, apakah harga ketika menjual secara internasional disamakan dengan harga ketika dijual langsung? Atau ada pertimbangan tambahan seperti misalnya share atau ketentuan dari web seperti misalnya di etsy.com yang akhirnya membedakan penentuan harga? 

Sebelumnya mungkin mau menceritakan dulu tentang pricing di etsy dan pricing di luar etsy. Karena kalau di etsy walaupun mereka share bagaimana cara pricing like a pro seperti di artikel ‘How to Price Like a Pro‘, namun saya tentunya menggunakan sistem yang jauh lebih sederhana.

ika-vantiani-she-just-love-big-words

Kalau berjualan di Etsy patokannya tidak berhubungan sama currency karena Rupiah sudah pasti jauh di bawah Dollar Amerika, namun yang mesti diriset adalah harga rata-rata yang ada di Etsy untuk barang yang mirip supaya kita tidak lantas menjatuhkan harga pembuat barang lain yang memang produksinya jauh lebih mahal daripada di Indonesia. Sehingga saya pernah beberapa kali diprotes karena harga saya terlalu rendah, karenanya kemudian saya naikkan bukan karena saya mau cari untung lebih besar tapi karena saya mesti menjaga standar harga itu tadi. Akibatnya kemudian memang berjualan di etsy untungnya bisa berkali lipat kalau barang kita dibuat dengan standar harga disini.

Boleh sharing biasanya apa saja sih masalah yang biasanya timbul dari pricing?

Masalah biasanya timbul kalau titip jual karena konsinyasinya beda-beda, ini berakibat harga barang kita berbeda juga di tempat-tempat yang kita titip jual. Karena saya ingin agar semua harga barang saya dimanapun itu harganya tidak terlalu jauh berbeda, kecuali membeli langsung ke saya, biasanya saya tidak keberatan kalau konsinyasi antara 20%-30% tapi kalau sudah diatas itu saya lebih baik tidak jadi titip jual karena ini akan membuat harga saya di tempat tersebut akan jauh sekali dibandingkan tempat lain.

Aphrodita Wibowo – Cemprut

Apa saja sih faktor-faktor penentu harga selain bahan baku?

Kalo buat faktor penentu harga hampir secara rinci sudah saya bahasdi blog Cemprut. Namun, intinya kalo perhitungan modal hal-hal ini yang saya perhatikan adalah bahan, jasa, operasional, maintenance dan kemasan.

Apakah ada perbedaan harga antara ketika Dita menggunakan sistem dropship dengan konsinyasi? 

Buat penentuan harga ‘aman’ aku kalikan 2 dengan untung 100% seperti yg saya bahas di blog, tapi ada perhitungan lain tentunya bagi tiap orang dan produknya, jadi menurut saya setiap orang bebas menentukan berapa kali lipat keuntungan yang mau mereka dapat. Bagi yang bijak menentukan pasti sudah tau kalau itu berkaitan sama lingkungan dan daya beli pasar mereka.

dita-cemprut-1

Masalah perbedaan harga, kebetulan Cemprut sendiri hanya menjual langsung dan titip jual, nggak ada reseller. Kebetulan ada beberapa harga konsinyasi yang akhirnya jadi lebih tinggi dari harga retail, karena tingginya prosentase pemotongan harga dari toko. Ada kemungkinan pembeli akan kecewa karena perbedaan harga saat mereka mau membeli di toko konsinyanyi nya tanpa mengetahui latar belakang sistem konsinyanyi dari tokonya, jadi biasanya saya membuat goodies yang dititip jual berbeda degan yang bisa diadopsi online langsung dari kami. Oh iya, masalah konsinyasi ini juga udah saya bahas di blog, artikel ‘Consigment Part 1‘ dan ‘Consignment Part 2

Kalau buat harga reseller, awalnya saya pernah menerapkan sistem ini. Menurut saya rumusan harga produk buat reseller yang aman adalah seperti ini:

Jumlah/nilainya harus lebih sedikit dari pada harga retail.
Jadi,  harga reseller = harga modal x 2
Harga retail = harga modal x 3/4/5 dst
Jadi, harus ada margin harga buat reseller untuk mencari untung.

Bagaimana supaya bisa menciptakan persaingan sehat dengan makers lain dengan harga yang tidak terlalu mahal ataupun terlalu murah?

Nah, saya sering nih denger statement teman, “Kalau ada teman yang memberi harga terlalu murah, bisa menjatuhkan harga teman lain.”

Kalau menurut aku, dalam hitung-hitungan bisnis saja, persaingan tentang ‘jatuh-jatuhan’ harga itu memang benar bisa terjadi. Makers yang memberi harga yang sangat rendah, akan membuat makers lain ‘dengan karya sejenis’ akan terlihat lebih mahal dan akan mendapat komplain dari pembeli, dan akhirnya barang akan lebih kurang laris dari makers yang lebih murah harga karyanya. Tapi itu kalau hanya melihat hitung-hitungan bisnis saja ya..Bagaimana dengan hitung-itungan kreativitas?

dita-cemprut-2

Buat saya, uang itu bisa dicari, mudah dicari. Namun kreativitas itu sungguh susah dicari, nggak gampang didapat, tapi bisa diciptakan, makanya sangat mahal harga kreativitas. Situasi “menjatuhkan harga” itu kebanyakan terjadi dari makers dengan karya hampir sejenis. Jadi sebenarnya nggak akan jadi masalah buat makers yang bukan hanya sekedar hitung-hitungan bisnis aja, tapi juga kreativitas. Kalau kita semakin kreatif, jika ada di posisi dijatuhkan, menurutku langkah selanjutnya ya harus membikin karya baru, yang berbeda, dan lebih bagus. Jadi punya karakter sendiri.

Buat saya, penting untuk kita mengenal karya kita sendiri. Susun secara rinci apa aja alat, bahan, tenaga dan apapun yang kita keluarkan selama proses produksi. Jadi, kita bisa tahu dan menentukan berapa nilai karya kita pantas dihargai. Lalu tahu di mana karya kita mau kita tempatkan, mengenal pasar kita, dengan melihat lingkungan sekitar pasar karya kita kita tahu berapa kisaran karya kita pantas buat diapresiasi. Saat semuanya sudah tepat, dari perhitungan harga modal sampai latar belakang pasar karya kita, saya  rasa nggak ada harga yang terlalu murah dan terlalu mahal.

Hanna Siahaan – Linoluna

Bagaimana menentukan harga jual kembali barang yang kita beli dari orang lain?

Banyak faktor yang menentukan harga suatu barang, mulai dari cost of goods sold, gross dan operating margin yang diinginkan, market segment yang ingin kita tuju, dan juga market competition yang sudah ada. Selain itu, seberapa cepat barang tersebut bisa terjual juga menjadi faktor penentu. Umumnya pengusaha berani menurunkan gross margin pada barang-barang yang cepat terjual karena cost of storage dan warehousing yang lebih rendah.

Pada dasarnya tidak ada rumus tertentu yang bisa berlaku untuk semua tipe barang, apalagi berlaku untuk semua tipe usaha dagang. Penentuan harga dimulai dengan perhitungan total keseluruhan cost of goods sold dan operating cost, kemudian penentuan gross margin dan operating margin yang diinginkan, dan akhirnya didapatkan harga jual. Pada umumnya, gross margin berkisar 20-80% sedangkan operating margin berkisar 0-15%, tergantung barang dan tipe usaha dagangnya. Kisarannya memang sangat lebar karena sedemikian banyaknya faktor yang mempengaruhi.

living-loving-linoluna

Untuk barang yang yang sudah memiliki merk, baik merk baru atau merk yang udah established, biasanya reseller atau retailer diberikan panduan minimum suggested retail price (MSRP). MSRP ditentukan oleh merk terkait setelah mereka melakukan analisa pasar dengan memperhatikan berbagai faktor termasuk segmentasi pasar.

Linoluna menjual beberapa produk dari luar, bagaimana perhitungannya agar tidak mahal di biaya/ongkos kirim?

Reseller atau retailer membeli barang dari brand/manufacturer dengan wholesale discount dengan syarat volume barang yang dibeli mencapai kuantitas atau nilai tertentu. Karena membeli dalam jumlah yang besar, biaya importasi barang dari luar negeri, termasuk di dalamnya import duty dan freight, bisa terserap oleh kuantitas barang yang banyak.

Ternyata, Cukup rumit dan panjang ya kalau ngomongin masalah pricing. Namun hal ini salah satu faktor penting bagi para makers yang ingin terus berkembang. Terimakasih Ika, Dita dan Hanna yang sudah berbagi ilmu mengenai pricing-nya :)

 

Photos courtesy of Vantiani, Cemprut and Linoluna.


 

ABOUT OUR CONTRIBUTORS
ika vantianiIkaVantiani adalah seniman, pengrajin, kurator dan kolektor barang-barang bekas warna-warni. Percaya bahwa semua orang kreatif namun tidak semua orang rajin, Ika tinggal dan berkarya di Jakarta. Sila follow kehidupan mayanya di www.ikavantiani.blogspot.com

 

 
dita cemprutAphrodita Wibowo adalah seorang indie crafter dibalik Cemprut Indie Craft.  Suka bercerita dan berbagi crafty story-nya di blog: www.cemprut.cc. Suka berkarya mengikuti apa kata hati. Pecinta dunia handmade, musik, film, kopi dan The Beatles.

 

 
10919303_769887203094580_212080705_nHanna Siahaan adalah seorang full-time wife and mom yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Hanna juga merupakan co-founder dari Linoluna, sebuah toko yang khusus menjual dekorasi rumah dan stationery.


RELATED POST

  1. feni

    13 August

    Menurut saya, ini portingan paling asyik di seri creativepreneur! Tadi malem udah baca, pagi ini baca lagi. Salam saya untuk Mbak Ika, Cemprut, dan Mbak Hanna. Terimakasih udah mau buka-bukaan di sini :)

  2. wah, makasih udah mau berbagi secara gamblang disini. agak sulit buat cari info ini karena biasanya nggak mau bongkar rahasia perusahaan apalagi berapa keuntungan yang diambil. sekarang jadi lebih punya gambaran tentang penentuan harga jual yang berhubungan dengan creativepreneur :)

  3. filicia

    19 August

    Waaaa, thank you so much untuk mbak ika, cemprut dan kak hanna yang sudah mau sharing disini. Kebetulan aku juga lagi mau startup online creative business tapi aku masih bingung soal menentukan harganya. Walaupun ada beberapa istilah yang aku masih bingung, tapi ini membantu sekali untuk reference aku,
    Thank you!!!

  4. mantab sekali,, makasih sharingnya

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: