Terjebak di tengah jalanan Jakarta, selain bikin senewen dan cape, sebenarnya memberi saya kesempatan untuk berpikir tentang banyak hal. Misalnya kalau lagi melamun di dalam busway yang stuck karena lajurnya diserobot mobil pribadi tahu-tahu dapat ide buat blogpost. Salah satunya waktu lagi whatsapp-an dengan teman yang curhat kalau temannya mundur dari usaha yang baru mau mereka jalankan. Muncul lah ide untuk menulis tentang menemukan partner bisnis yang tepat, yang susahnya seperti mencari soulmate. Dan idenya datang saat saya lagi desak-desakan dengan penumpang busway yang mau keluar di Halte Dukuh Atas.

Ya, ide itu susah diprediksi kapan datangnya. Kalau ditungguin, dia suka sombong dan malah nggak datang-datang. Ada yang pernah baca buku Elizabeth Gilbert, Big Magic? Liz percaya kalau ide itu bertebaran di sekitar kita. Ide-ide itu menunggu untuk “menghinggapi” orang yang tepat. Jadi ide bisa datang dari mana saja dan kapan saja (walau entah kenapa, tampaknya si ide ini paling banyak berkeliaran di kamar mandi, ya?).

Kalau dibaratkan dalam komik, seperti ketika tokoh utamanya mendapat ide lalu tiba-tiba muncul gambar bohlam lampu entah darimana. Nah, saat itulah sebaiknya ide yang muncul langsung cepat-cepat dicatat. Percaya deh, kalau ditunggu entaran, seringnya sih jadi lupa akan ide tersebut.

Untuk merekam ide ini, kamu bisa memilih buku catatan dalam bentuk apa saja. Saya dan Nike cenderung lebih memilih cara manual, dengan tulisan tangan menggunakan kertas dan pulpen dibanding mengetiknya di ponsel. Kami merasa dengan menulis tangan lebih bisa menyalurkan ide yang ada di kepala. Hal ini juga diamini oleh Andra Alodita waktu Creative Session: Blogworthy Desember lalu. Nonetheless, it’s perfectly fine if you feel more comfortable to go paperless and write your ideas on your smartphone. Saya juga sesekali masih mencatat di tablet menggunakan stylus, biar masih terasa seperti “menulis”.

Untuk buku catatannya sendiri, saya memilih ukuran kecil agar mudah dimasukkan ke dalam tas dan tidak berat saat dibawa. Ukuran sekitar A5 atau A6. Kemarin saat kelas Blogworthy, kami membagikan pocket notebook yang juga kolaborasi Living Loving dan Preei. Kami memilih notebook kecil  karena ukurannya cukup di saku jadi mudah dibawa-bawa. Harapannya biar memudahkan teman-teman saat mengumpulkan ide-ide “tangkapan” mereka.

Lalu, apa saja sih yang harus kita catat di buku kecil ini? Yah, kalau menurut saya sih, lebih detail lebih baik. Misal untuk ide blogpost, selain dicatat ide tulisannya, biasanya saya suka menulis keterangan seperti toko atau tempat yang cocok, produk apa yang bisa masuk, sampai mood atau feel apa yang ingin disampaikan. Kadang biasanya saya tambah sketsa atau saya foto kalau nemu referensi yang pas. Detail seperti ini memudahkan saya untuk mengingat kembali saat nantinya ide ini akan ditulis.

Setiap orang punya cara sendiri untuk mencari ide dan inspirasi untuk berkarya. Yang penting, jangan lupa untuk menangkap ide tersebut saat dia datang. ☺

Penyuka craft yang lebih senang dapat voucher toko buku dibanding voucher baju. Ibu satu putri yang akrab dipanggil Mamir ini selalu sibuk cari inspirasi dekor atau palet warna di internet sambil menyantap segala macam penganan yang ada di studio Living Loving. Kamu bisa menyapa Mamir di akun Instagram-nya (@mamiraz) atau mengontaknya di miranti (at) livingloving (dot) net

Comments

  • Inayah

    idenya lagi banyak nih mba aku, tapi males nulisin…heu…

  • Novita Rosyida Hilmi

    hihihi, iyaaa jdnya mau kembali ke jaman SD, saat menulis buku diary lebih indah dibanding menulis status di SocMed…

  • sally sulaeman kuwair

    Selalu suka sama postingan2 di LivingLoving. Selalu menginspirasi dalam cara yang sederhana tapi punya impact yang cukup besar^^
    “Entah kenapa, tampaknya si ide ini paling banyak berkeliaran di kamar mandi, ya?” << setuju banget sama statement ini :D
    Anw, thanks for the inspiration ya Mba Miranti :)

    sallykuwair.blogspot.co.id

  • Sasmita Dini

    Stumble upon this article :) Hihihii, postingan pendek tapi ngena yah. Ide memang sering datang di waktu yang tidak terduga, dan pensil buku ataupun smartphone adalah alat penangkapnya. Harus cepat-cepat ditangkap dan dicatat sebelum lupa dan hilang :) Thanks for sharing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: