RENOVATION 101: MENGENAL KONSEP RUMAH TUMBUH

Saat merencanakan pembangunan rumah ataupun renovasi, rasanya semua ingin dikerjakan dalam satu waktu. Tia mengenalkan konsep rumah tumbuh yang bisa diterapkan sebagai salah satu solusi pembangunan bertahap dengan budget yang terbatas. Konsep ini adalah solusi yang Tia gunakan untuk membangun Rumah Dua Pohon. Anyway, ada yang udah pernah mendengar tentang konsep rumah tumbuh ini?

Selain desain, budget adalah hal terpenting kedua dalam proses membangun atau merenovasi rumah. Besar kecilnya budget menentukan desain rumah seperti apa yang dapat kita wujudkan. Nah, masalah klasiknya kadang tuh budget belum mencukupi tapi kebutuhan akan tambahan ruang atau perbaikan ruang udah mendesak. Rasanya ingin buru-buru dibenerin supaya suasananya terasa lebih nyaman…

Jadi, apakah kita harus menunggu sampai budgetnya cukup dulu baru renovasi atau bangun rumah impian kita? Berapa sih budget yang bisa dikategorikan cukup? Terus, apakah nggak repot membangun secara bertahap? Gimana soal kenyamanannya? Kalau tampilannya? Nah, di dalam artikel ini saya akan coba bahas satu per satu, ya…

Secara pengertiannya, rumah tumbuh ini rumah yang dibangun secara bertahap menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan biaya pemiliknya. Pertumbuhannya bisa secara horisontal (dalam tingkatan yang satu level) kalau luas lahannya memadai dan vertikal (menambah tingkatan ke atas) kalau lahannya terbatas. Saya sendiri merencanakan tiga tahap pembangunan untuk Rumah Dua Pohon. Tahap kedua pembangunannya horisontal dan tahap ketiga baru deh secara vertikal. Banyak ya?

Untuk mempermudah pemahamannya, kita coba lihat contoh gambar di bawah ini, yuk! Ini merupakan rencana masterplan untuk Rumah Dua Pohon. Sampai dengan saat ini kami baru menyelesaikan pembangunan tahap ke-2, dan masih berencana untuk mengembangkannya pada tahap ke-3. Tahap ke-3 ini rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2020 untuk membangun ruangan yang berfungsi sebagai studio desain. Doakan lancar ya, hehehe…

Perencanaan awal yang berorientasi kepada masa depan
Seperti yang pernah saya tulis dalam artikel Renovation 101: Memulai Renovasi, dalam perencanaan awal rumah sebaiknya berorientasi ke masa depan. Seperti apa sih bayangan kamu akan rumah itu untuk 10 atau 20 tahun ke depan? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Kenapa harus memperhatikan hal-hal ini? Karena dengan perencanaan awal yang matang, itu bakal meminimalkan perubahan yang tentu saja membuat budget lebih efisien.

Kalau saya dan suami, dari dulu kepengen banget punya rumah yang menyatu dengan studio desain. Selain karena suami yang memang bekerja dari rumah, ruangan itu juga bisa jadi tempat dimana kami bisa berbagi ide. Hobi menukang dan jiwa ‘maker’nya yang kuat juga membuat suami saya ingin punya bengkel kerjanya sendiri. Sementara kalau saya sih ingin punya rooftop garden dan teras di lantai atas supaya kami bisa candle light dinner di bawah langit. Terdengar random? Well, a girl can always dream, right? Hehe…

Nah, dari situlah konsep ruang-ruang di rumah kami berangkat. Idealnya memang dari awal semua langsung terbangun, tapi sayangnya nggak bisa karena terbentur budget. Akhirnya kami membuat prioritas ruangan mana yang harus dibangun duluan, kemudian tahapan selanjutnya sampai perencanaan ke tahap terakhirnya akan seperti apa.

Merencanakan tahapan pembangunan
Setelah kamu udah yakin dengan semua ruangan yang dibutuhkan, berikutnya kamu bisa mulai membagi tahapan pembangunan. Tahapan yang akan dilalui bisa kamu lihat pada ilustrasi yang digambarkan Evelyn di bawah ini…

Di tahap pertama, ruangan-ruangan yang ada cukup bisa mendukung aktivitas kamu sehari-hari. Nah, tapi saat kamu berencana untuk menambah anggota keluarga tentu saja kebutuhan ruang yang lebih lengkap pun muncul. Mungkin kebutuhan kamu atau suami yang memerlukan area kerja sendiri di rumah juga bisa menjadi salah satu faktor untuk penambahan ruang. Pada tahap satu dan dua, ruang-ruang utama dalam rumah tinggal sudah lengkap, tapi terkadang masih memiliki keinginan untuk membangun atau menambahkan ruangan-ruangan penunjang. Muncul deh, tahap ketiga dalam proses pembangunan rumahmu…

Tampilan luar rumah atau fasad yang maksimal pun baru bisa tercapai saat pembangunan tahap ke-3, karena menurut saya tampilan luar rumah yang keren itu belum menjadi prioritas dan sifatnya tambahan. Kalau budgetnya tidak mencukupi untuk ini, cukup membangun ruang-ruang di dalam terlebih dahulu.

Merencanakan budget pembangunan
Lalu, gimana sih cara nentuin budgetnya ini? Kalau saya, lebih suka per tahap pembangunannya langsung dikasih batasan budget. Misalkan 150 juta untuk setiap tahapannya. Hal ini bakalan membantu kamu untuk mengendalikan biaya dan menghindari over-budget. Nggak usah takut dan ragu untuk bereksperimen dengan material dan cara membangun apalagi kalau kamu menggunakan jasa arsitek. Mereka akan bantu kamu untuk ngakalin budget yang kamu miliki dan juga terkadang dengan adanya batasan ini mau nggak mau kita jadi terpaksa untuk berfikir dengan lebih kreatif.

Budget ini bisa ditentukan secara kasar dengan melihat skala pekerjaan yang bakal dilakukan. Kamu bisa mulai dengan mengalikan luas yang mau dibangun dengan minimal 2 juta per meter persegi dari harga bangunan standar yang bisa mencapai 4 juta per meter persegi.

Mensiasati kerepotan dan kenyamanan di dalam rumah
Menurut saya, kalau sudah direncanakan dengan matang dan cermat harusnya sih nggak merepotkan. Konsep ini jadi salah satu solusi untuk mereka yang budgetnya terbatas tapi memiliki kebutuhan ruang yang cukup banyak. Kalau kamu punya budget yang cukup untuk semua kebutuhan ruang kamu, tentu saja lebih baik kalau dibangun dalam satu kali masa pembangunan.

Contoh pada foto di bawah ini adalah proses pembangunan area kamar tidur utama dan kamar tidur anak yang merupakan perluasan ke area belakang rumah, jadi nggak mengganggu aktivitas di rumah bagian depan. Pastikan untuk selalu mempersiapkan ruangan yang cukup nyaman untuk ditempati selagi proses membangun atau renovasi lagi berlangsung.

Ada yang bilang membangun rumah itu perjuangan. Namanya berjuang, pasti ada usahanya dong… Harus sabar, cermat dan hemat. Mungkin kedengerannya susah dan nggak menyenangkan, tapi kalau kita mengingat tujuan utamanya dan membayangkan hasil akhirnya pasti rasanya semua itu akan menjadi sepadan! Hehe, happy renovating!

 

*Ilustrasi oleh Evelyn Gasman. Lulusan desain komunikasi visual. Ketertarikan tinggi pada seni rupa, branding, desain produk maupun interior. Sering menghabiskan hari-harinya di kedai kopi miliknya, KROMA. Anda bisa membaca kegiatan sehari-hari KROMA di buku hariannya.

 

 

 

 

Arsitek dan ibu dua anak yang menjadi kontributor tetap untuk rubrik Renovation 101. Selain memiliki rumah yang ia beri nama 'Rumah Dua Pohon' inspiratif, resep masakan buatannya pun selalu terlihat menggoda. Kamu bisa menyimak keseharian Tia di akun Instagram-nya (@yudhipuspa)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: